Ajak La Nyalla Intropeksi, Lieus : Rp 40 M Tidak Cukup Untuk Jatim

Ajak La Nyalla Intropeksi, Lieus : Rp 40 M Tidak Cukup Untuk Jatim

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma mengaku tak percaya Prabowo minta uang mahar untuk Pilkada. Lieus mengajak La Nyalla Mattalitti introspeksi. Selain itu menurut Lieus uang Rp 40 miliar masih kurang untuk Pilkada di Jawa Timur.

“Sebagai orang yang mengenal baik pak Prabowo, saya tidak percaya dengan berita tersebut. Ini pasti ada miskomunikasi,” kata Lieus di Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Menurut Lieus, yang ia tau Partai Gerindra memang memberi mandat kepada La Nyala sebagai salah satu kadernya di Jawa Timur untuk menbangun koalisi dengan partai lain bagi pencalonannya.

“Tapi saya tidak percaya kalau Pak Prabowo sampai meminta mahar hingga 40 milyar. Kalaupun seorang calon diminta menyiapkan dana untuk membiayai proses pencalonannya, termasuk untuk kebutuhan logistik, kampanye dan saksi-saksi di TPS nanti, itu bisa saja. Tak ada yang salah soal itu,” katanya.

Lieus menambahkannya, jika benar ada permintaan itu, uang Rp 40 milyar untuk calon gubernur di propinsi seluas Jawa Timur masih terbilang kecil. Sebab Jawa Timur tergolong provinsi yang wilayahnya cukup luas dengan populasi yang juga tergolong banyak.

“Jawa Timur adalah salah satu propinsi terluas di Indonesia dengan puluhan kabupaten dan kota. Uang 40 milyar itu tak cukuplah,” katanya.

Lieus justru menangkap ada soal lain dari pernyataan La Nyala tersebut. “Sebagai orang yang mengaku kader partai, tidak seharusnya La Nyala membeberkan soal ini ke publik. Masalah ini seharusnya bisa diklarifikasi di internal partai. Namun, dengan membuka ke publik, justru kita menangkap ada agenda tersembunyi di balik pernyataan La Nyala itu,” ujarnya.

“Saya bukan orang Partai Gerindra. Tapi dengan membeberkannya ke publik, kita melihat ada agenda terselubung di balik semua ini. Bisa jadi ini sengaja dilontarkan sebagai upaya pembunuhan karakter terhadap pak Prabowo Subianto,” kata Lieus.

Seperti kita tahu, ujar Lieus lagi, tahun ini hingga 2019 mendatang adalah tahun politik. “Dan semua orang tau kalau pak Prabowo diharapkan maju sebagai calon Presiden pada Pemilu 2019. Jadi, dengan munculnya berita seperti ini, kredibilitas pak Prabowo coba dijatuhkan,” jelas Lieus.

Lieus menyebutkan, kontroversi atas pernyataan La Nyala ini sangat tidak sehat bagi bangunan politik Indonesia. Karena itulah Lieus mengajak La Nyala untuk intropeksi diri. “Ini menyangkut fatsun politik. Moral politik kita dalam berdemokrasi. Seharusnya, sebagai kader, La Nyala mengklarifikasi dan menyelesaikan persoalannya secara internal kepartaian saja,” tegasnya.

Seperti diketahui, usai penutupan pendaftaran pasangan calon gubernur/wakil gubernur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPUD) Jawa Timur, media massa mendadak “heboh” dengan munculnya pengakuan La Nyala Matalitti yang mengaku dimintai uang oleh Prabowo Subianto. Tidak tanggung-tanggung, La Nyala menyebut jumlah uang yang diminta bahkan mencapai Rp. 40 milyar dan disebutnya sebagai “mahar” jika ia ingin maju sebagai calon gubernur Jawa Timur dari Partai Gerindra.

Pemberitaan yang terkesan memojokkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto itu kontan saja mengundang banyak pro kontra, utamanya di media sosial. Partai Gerindra sendiri telah membantah pemberitaan tersebut. “Yang ada adalah La Nyalla diminta oleh Prabowo untuk mencari partai koalisi pada 11 Desember 2017 lalu. Hal itu Tercantum dalam surat mandat dari Prabowo dengan nomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017,” ujar salah seorang ketua Partai Gerindra, Desmon J. Mahesa.

Ditambahkan Desmon, meskipun ada permintaan uang seperti yang dikatakan La Nyalla Mattalitti, hal itu merupakan hal yang wajar saja untuk menjalankan mesin politik dan pembiayaan saksi-saksi serta kebutuhan logistik selama berlangsungnya proses Pilgub Jatim. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita