Warganet Ramai Posting Foto Diri dengan Satu Mata Tertutup, Ini Sebabnya

Warganet Ramai Posting Foto Diri dengan Satu Mata Tertutup, Ini Sebabnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Aktivis media massa meluncurkan sebuah kampanye solidaritas untuk Karim, seorang bayi berusia dua bulan yang kehilangan mata kirinya setelah serangan udara rezim di pinggiran kota Gharsa, Suriah yang dikepung, Jumat lalu.

Karim kehilangan pandangannya dan tengkorak pecah karena rudal pasukan rezim Bashar Assad di rumahnya di Ghouta Timur. Ibunya juga terbunuh dalam serangan yang sama. Wartawan independen Suriah Hadi Al Abdullah memposting fotonya di Twitter.

Selain itu, banyak orang yang memposting foto mereka di media sosial dengan satu mata tertutup untuk menunjukkan solidaritas kepada bayi Karim dengan menyertakan hashtag #SolidarityWithKarim.

Pesan dalam bahasa Arab, Inggris, dan Turki dengan ungkapan “#BabyKarim saya melihat Anda,” dan “Pengepungan EEGTO akan berakhir” juga banyak dibagikan di Twitter.

Abu Muhammad, ayah Karim, menggambarkan kehidupan di wilayah yang diblokade adalah “mimpi buruk”. Ia mengatakan bahwa Karim membutuhkan perawatan terus-menerus.

“Hidup terkepung adalah mimpi buruk. Sangat sulit untuk menemukan pekerjaan yang layak dalam keadaan seperti ini,” katanya kepada Anadolu.

“Karim membutuhkan keperawatan konstan, dia kehilangan satu mata, dia memiliki tengkorak yang retak. Situasi yang memburuk terlihat jelas di Ghouta Timur,” ungkapnya.

Ghouta Timur telah menghadapi berbulan-bulan pemboman dari jet tempur Rusia dan Suriah. Wilayah itu juga telah mengalami blokade sejak tahun 2013, membuat krisis terhadap jumlah makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Pada bulan November PBB mengatakan bahwa tingkat gizi buruk anak di daerah ini tertinggi yang tercatat di negara ini sejak perang dimulai enam tahun dimulai. UNICEF mengatakan survei November di Ghouta Timur menunjukkan 12 persen anak balita menderita gizi buruk akut.

Palang Merah pada hari Senin mengatakan bahwa situasi di sana telah mencapai titik kritis karena bantuan terus dibatasi secara ketat. “Seperti yang sering terjadi di Suriah selama enam tahun terakhir, orang-orang biasa sekali lagi terjebak dalam situasi di mana kehidupan menjadi tidak mungkin,” kata Robert Mardini, Direktur Palang Merah Timur Tengah.

Christos Stylianides, Komisioner Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa selama beberapa minggu terakhir, situasi di daerah kantong yang diblokade telah memburuk dengan cepat.

“400.000 penduduknya menghadapi tantangan kemanusiaan utama, karena ada kekurangan persediaan dasar termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan,” katanya.

Dia menambahkan bahwa situasinya menyebabkan malnutrisi parah, keadaan darurat medis dan peningkatan risiko penyakit. “Sekitar 500 orang, termasuk 137 anak-anak, memerlukan evakuasi medis segera,” katanya.


[kn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita