Waduh! Ternyata Ada Buku IPS Ajarkan Yerussalem Ibukota Israel

Waduh! Ternyata Ada Buku IPS Ajarkan Yerussalem Ibukota Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Israel dan Palestina kembali menjadi sorotan dunia. Ketegangan di jalur Gaza pun semakin meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Al-Quds atau Yerussalem sebagai ibukota Israel.

Pernyataan Donald Trump memicu reaksi keras dari berbagai penjuru dunia. Sejumlah pemimpin dunia pun mengecam tindakan orang nomor satu di AS tersebut.

Tak hanya itu, aksi protes dan desakan untuk mencabut pernyataan Trump, marak terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, ribuan massa mengepung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pekan lalu. Mereka mendesak Trump mencabut ucapannya yang mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel.

Bahkan Presiden Jokowi juga ikut mengecam pernyataan Trump. Ia mengungkapkan perasaan dongkolnya terhadap Trump.

“Sampai sekarang ini masih dongkol dan jengkel. Kita sedang bicara di dalam semua forum-forum internasional, mengantisipasi sikap Korea Utara, eh ternyata dikejutkan oleh sikap (negara) yang satunya lagi,” ujar Jokowi saat menerima jajaran pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (8/12/2017).

“Pemerintah Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Ini sungguh sangat mengejutkan, menjengkelkan, dan mendongkolkan,” tandas Jokowi.

Sayangnya, Jokowi dan warga Indonesia sepertinya tak menyadari jika di Indonesia sendiri sudah lama diajarkan di sekolah-sekolah bahwa Yerussalem adalah ibukota Israel.

Salah satu buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 6 SD dan MI, memuat tulisan yang menyebutkan bahwa Yerussalem ibu kota Israel. Tulisan itu tercantum di halaman 64.



Parahnya lagi, buku yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 itu tak mencantumkan Palestina dalam daftar negara-negara Asia Barat.

Buku setebal 184 halaman ini ditulis oleh Irawan Sadad Sadiman, dan Shendy Amalia. Buku tersebut juga dijual secara online dengan harga Rp 13.700.



Dalam kata pengantarnya, penulis menyebutkan bahwa buku ini dikemas dengan sistematika yang runtut. Buku ini disajikan dengan pembahasan umum ke khusus (edukatif), sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah.

“Materi yang disajikan disesuaikan pula dengan penalaran siswa sekolah dasar. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terasah melalui beberapa bagian dalam buku ini. Dengan demikian, buku ini layak menjadi referensi siswa dan guru,” tulisnya.



[psi]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita