The Next President

The Next President

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - KARL Marx bermimpi working class (buruh) akan menguasai dunia. Dalam buku "The End of History and the Last Man", Francis Fukuyama mengklaim bourgeois (liberal demokrat) akan berkuasa atas peradaban.

Argumentasi Fukuyama didasari observasi iklim politik global ketika tembok Berlin runtuh dan bangkrutnya sistem politik komunisme Uni Soviet. 

Di mata Marx, sejarah bersifat linear dan progresif. Baginya, History is the struggle between the workers and the owners of the means of productions. 

Saya kira, Marx dan Fukuyama salah. Baik buruh atau bourgeois ngga akan menjadi penguasa tunggal dunia dan civilization. 

Bagi saya, PR Sarkar benar. Baginya, history bersifat "cyclical". Peradaban dunia dikuasai empat "varna" secara bergantian. 

Zaman prehistoric dikuasai "sudra" (working class). Lalu muncul orang-orang kuat (ksatria) membentuk suku-suku dan akhirnya berkembang jadi kerajaan dan imperium. 

Ksatria mengandalkan brute force. Akhirnya ditaklukkan oleh kaum intelektual (brahmin). Ciri kaum intelektual adalah buku (scripture). Mereka ahli pikir, kalkulasi, astronomi dan sebagainya. Kaum "brahmin" mengontrol ksatria dari belakang. Sampai sekarang, seremoni penobatan raja atau presiden dilakukan di bawah scriptures kaum brahmin. 

Akhirnya, Kaum Intelektual (brahmin) kalah oleh "vaisya" (capitalist). Mereka yang berduit. 

Kemunculan Kelima anak Mayer Amschel Rothschild menguasai banking system di London, Paris, Frankfurt, Vienna dan Naples menandai dimulainya dominasi Vaisya. 

Queen Elizabeth I berusaha mengembalikan kontrol duit ke tangan raja. Tapi gagal. Era Vaisya masih harus menguat. 

Semua perang modern pecah akibat konflik kepentingan kaum duit. Capitalist dorong intelektual agar hasut ksatria untuk berperang. 

Sekarang, dominasi "vaisya" mencapai titik kulminasinya. Semua Intelektual dan ksatria menjadi hamba capitalist. 

Kaum Liberalist adalah sudra modern. Ciri mereka No Rules, bebas sebebas-bebasnya, free sex, brutal, Never Think, kerja-kerja, No Values & Norms. Era sudra selalu identik dengan chaotic world. "Sudra", dalam perspektif PR Sarkar, ngga akan pernah berkuasa. 

Di Jakarta, Ahok berciri militeristik digantikan Anies Baswedan (brahmin). Di Indonesia, Pa Harto merupakan pemimpin era ksatria. Berturut-turut digantikan oleh rezim bercorak brahmin dan vaisya.

Saya kira, setelah ini ksatria akan kembali muncul. Dia yang berasal dari keluarga militer akan memimpin Indonesia. Kemungkinan besar adalah Letnan Jenderal Prabowo Subianto. Kita butuh sebuah keteraturan dan disiplin. Sehingga seni bernegara bisa dikembalikan.[***]


Penulis merupakan aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak).[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita