Pesan Natal untuk Donald Trump dari Warga Palestina, Isinya Menohok!

Pesan Natal untuk Donald Trump dari Warga Palestina, Isinya Menohok!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Natal di Yerusalem mendadak suram pascaklaim Amerika Serikat terkait Ibu Kota Israel.

Seperti dikutip dari Jerusalem Post, kondisi tersebut terlihat dari sedikitnya pengunjung di alun-alun di Kota Bethlehem.

Umumnya, publik yang terlihat berasal dari warga Palestina, tidak ada turis asing yang tampak lalu-lalang.

Publik, terutama para pelaku pariwisata, menyalahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas kondisi tersebut.

Ya, kondisi pariwisata carut marut setelah klaim Trump terkait Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang memicu sejumlah bentrokan.

Diwawancarai stasiun televisi Turki, TRT World, umat Nasrani di Palestina memberikan pesan Natal untuk Trump.

Dalam pesannya, mereka meminta Trump dan negara-negara lain tak memperkeruh suasana di Palestina.

Pesan itu dirangkum Jurnalis TRT World yang berkeliling ke wilayah Palestina, terutama di Bethlehem—tempat kelahiran Yesus Kristus.

"Yesus adalah orang Palestina, Tuan Trump. Itulah pesan kami kepadanya (Trump)," ujar seorang perempuan dalam rekaman video itu

"Kami, Kristen Palestina tidak membutuhkan Trump di sini,” tutur warga Bethlehem lainnya.

Sementara seorang laki-laki warga Bethlehem mengatakan, Trump seharusnya belajar mengenai sejarah Palestina.

"Inilah Palestina, Trump. Belajarlah sejarah ini Trump, bahwa kami, orang Palestina, Kristen maupun Islam, adalah pemilik sah tanah ini,” tegasnya.

Sementara seorang perempuan lainnya mengatakan, warga Palestina tak peduli terhadap deklarasi Trump. Mereka hanya ingin hidup damai, dan meminta AS maupun negara Barat lainnya tak mencampuri urusan mereka.

"Kami ingin hidup seperti orang Palestina, bersama keluarga kami secara damai. Kami sudah ratusan tahun di sini, apa pun deklarasimu, kami akan tetap di sini."

Sedangkan seorang laki-laki lainnya, yang juga umat Kristen Palestina, menegaskan bahwa mereka membutuhkan kemerdekan.

“Apa pesan Natalku untuk Trump dan dunia? Satu-satunya pesan adalah, Palestina butuh kemerdekaan. Trump, lihatlah, kau sudah menghancurkan Natal Kami. Lihatlah, Bethlehem sangat sedih karena kau,” tukasnya.

"Pesanku untuk Trump? Ya, kuharap suatu hari kau ke Palestinadan merayakan Natal bersama kami sebagai orang yang tidak lagi gila," kata seorang warga.

Berikut videonya:


Seperti diketahui, 128 negara anggota PBB pada sidang istimewa majelis umum lembaga itu, Kamis (21/12), menolak deklarasi Trump.

Ratusan negara itu juga meminta AS menarik kembali deklarasi tersebut dan tak memindahkan kantor kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Natal suram

Efek 'Donald Trump' terjadi di Kota Bethlehem, Yerusalem.

Seperti dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (26/12/2017), alun-alun yang biasanya ramai pengunjung, kini terlihat sepi.

Umumnya, mereka yang datang merupakan warga Palestina, bukan turis asing.

Terlihat, mahasiswa asal Palestina yang menyebarkan brosur bertuliskan ucapan 'Merry Christmas' kepada warga.

Mereka juga mengingatkan pengunjung alun-alun bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota Negara Palestina.

"Trump merupakan orang pertama yang bertanggung jawab atas perayaan Natal yang menyedihkan ini," ujar Khulud Ilayan, mahasiswa pekerja sosial di Universitas Terbuka Al Quds.

"Saya melihat sedikit orang dan orang-orang sangat sedih. Semua orang di sini tidak suka dengan pria itu (Trump--RED)," tuturnya.

Sehari setelah 6 Desember saat Amerika SErikat mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, perpecahan terjadi sepanjang Tepi Barat, termasuk gerbang utara menuju Bethlehem.

Pemilik Toko Bethlehemite pun menyalahkan Presien AS tersebut.

Menuru dia, Trump bukan cuma berpihak pada Israel dengan mengorbankan harapan Palestina untuk sebuah negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya

"Trump juga memicu bentrokan yang praktis menurunkan jumlah turis yang hendak berwisata. Sektor pariwisata pun terganggu," tutur Mary.

"Saya bukan politisi, tapi dia merusak bisnis dan Timur Tengah," tambah pemilik toko yang menjual berbagai macam suvenir.

"Kita harus berdoa kepada Tuhan untuk kedamaian, karena pangeran kedamaian lahir di kota ini. Kita harus menjunjung kedamaian, bukan perang," tuturnya.

Penduduk setempat memperkirakan jumlah wisatawan di Manger Square pada hari Minggu sore lebih sedikit dari setengah tahun lalu.

Banyak dari mereka yang menjauh, terhalang oleh bentrokan dan ketegangan di sekitar wilayah itu.

Hanne Saada, 32, seorang penganut Kristen dari Acre, memutuskan pada saat terakhir, bahwa Bethlehem aman untuk dikunjungi.

"Trump mengejutkan semua orang karena mengambil kegembiraan orang-orang Palestina," katanya.

Tetap saja, dia menambahkan, "Sungguh menakjubkan menemukan tempat yang suci. Ini sangat bergerak. Kami berharap untuk semua yang terbaik di dunia. Terlepas dari semua penderitaan di dunia ini, kita merasakan sukacita di tempat ini. Yesus lahir dan perdamaian dunia lahir. Dia datang untuk berdamai. Kami mengharapkan seluruh dunia untuk berdamai dan menghentikan perang. Tuhan menciptakan dunia yang indah dan kita harus mencintainya. "

Saada mengatakan bahwa hotelnya hanya memiliki sedikit tamu.

"Ada beberapa turis asal Italia. Sepertinya banyak orang yang batal untuk datang," ungkapnya.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita