Meski Ungguli Prabowo, PolMark: Elektabilitas Jokowi Belum Aman

Meski Ungguli Prabowo, PolMark: Elektabilitas Jokowi Belum Aman

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Menjelang kontestasi Pilpres 2019, lembaga survei PolMark Indonesia merilis hasil surveinya. Elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menduduki peringkat pertama, disusul Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Survei digelar pada 13-25 November 2017 dengan sampel 2.600 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling) di seluruh provinsi, dan 260 desa. Margin of error survei ini +/- 1,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan hasil survei, Jokowi masih unggul dibandingkan pesaingnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Jokowi mendapat 50,2 persen dan Prabowo 22 persen.

"Joko Widodo dan Prabowo masih merupakan dua tokoh dengan elektabilitas tertinggi, yaitu berturut-turut 50,2 persen dan 22 persen," ujar CEO PolMark Eep Saefullah dalam rilis survei 'Jokowi dan Masa Depan Kita' di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).

Hasil tersebut merupakan perolehan dari pertanyaan tertutup. Untuk top of mind, sebanyak 41% responden memilih Jokowi dan Prabowo hanya mendapat 15,9%.

PolMark juga menghitung kemantapan responden untuk memilih Jokowi pada Pilpres 2019. Ketika ditanya 'apakah pilihan responden terhadap calon presiden masih mungkin berubah atau sudah tidak mungkin berubah (mantap), ternyata baru 49,5 persen responden yang menyatakan pilihannya sudah mantap.

"Sekalipun elektabilitas Jokowi sudah mencapai 50,2 persen, ternyata pemilih mantapnya baru 30,5 persen. Jumlah pemilih Prabowo masih sangat terbatas 9,9 persen dibandingkan pemilihnya 22 persen," ujar Eep. 

"Ini mengindikasikan dua hal, Jokowi belum ada dalam zona aman keterpilihan dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif masih terbuka," imbuhnya.

Sementara itu, separuh responden beralasan memilih Jokowi sebagai calon presiden karena dinilai bervisi kerakyatan, dekat dengan rakyat, dan peduli pada masyarakat. Pada pemilih Prabowo alasan yang sama hanya disebut oleh 13 persen dari 22 persen saja.

Kemudian separuh pemilih Prabowo memilih Prabowo karena dinilai memiliki ketegasan dan kewibawaan dalam memimpin. Alasan yang sama disebutkan oleh 13,7 persen dari 50,2 persen pemilih Jokowi.

"Data ini menegaskan karakterisasi Jokowi vis a vis Prabowo yang sama dengan yang terbangun saat Pilpres 2014. Data ini sekaligus menegaskan bahwa Jokowi akan mendapatkan lawan sangat serius dan menantang jika ada kandidat alternatif yang bisa memiliki kandidat alternatif yang bisa memiliki dua karakter sekaligus merakyat dan pada saat yang sama dinilai tegas dan berwibawa dalam memimpin," papar Eep.

Nama-nama yang masuk bursa untuk Pilpres 2019 masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Ada nama Agus Harimurti Yudhoyono, Jenderal Gatot Nurmantyo, hingga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Berikut ini hasil survei PolMark terhadap tingkat elektabilitas calon presiden (berdasarkan pertanyaan tertutup):

1. Joko Widodo 50,2%
2. Prabowo Subianto 22%
3. Agus Harimurti Yudhoyono 4,8%
4. Anies Rasyid Baswedan 4,5%
5. Gatot Nurmantyo 2%
6. Hary Tanoesoedibjo 1,6%
7. Megawati Soekarnoputri 0,9%
8. Jusuf Kalla 0,7%
9. Chairul Tanjung 0,5%
10. Mahduf MD 0,4%
11. Ahmad Heryawan 0,3%
12. Budi Gunawan 0,3%
13. Muhaimin Iskandar 0,3%
14. Sandiaga Uno 0,3%
15. Yusril Ihza Mahendra 0,3%
16. Surya Paloh 0,3%
17. Tito Karnavian 0,2%
18. Sri Mulyani 0,2%
19. Budi Waseso 0,2%
20. Zulkifli Hasan 0,2%
21. Puan Maharani 0,1%
22. Muhammad Zainul Majdi/Tuan Guru Bajang 0,1%
23. Hutama Mandala Putra 0%
Rahasia 4,8 persen
Tidak tahu/tidak jawab 4,8 persen.[tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA