Jokowi Melorot, Prabowo Dan Gerindra Terus Melejit Disusul Gatot

Jokowi Melorot, Prabowo Dan Gerindra Terus Melejit Disusul Gatot

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Partai Gerindra masih menempati posisi teratas yang dipilih dalam hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) jika Pemilu digelar hari ini.


Partai besutan Prabowo Subianto itu unggul dengan 20,7 persen, disusul Golkar 13,7 persen, PDI Perjuangan 13,4 persen, PKB 7,6 persen, Partai Demokrat 6,1 persen, PAN 5,8 persen, PPP 5,2 persen, PKS 4,5 persen. Berikutnya Perindo 4,3 persen, Nasdem 3,6 persen, Hanura 1,3 persen, dan tidak memilih sebanyak 13,8 persen.


Gerindra kembali unggul saat pertanyaan yang sama diberikan secara tertutup. Partai berlambang Garuda warna emas itu unggul dengan 23,7 persen, PDIP 14,2 persen, Golkar 14,1 persen, Partai Demokrat 6,8 persen, PAN 6,6 persen, PKB 6,4 persen, PKS 5,7 persen, Perindo 4,8 persen, PPP 3,4 persen, Nasdem 3,1 persen dan Hanura 1,1 persen. Sedangkan yang tidak menjawab atau tidak memilih sebanyak 10,1 persen.


Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono menjelaskan, meningkatnya pilihan masyarakat terhadap Partai Gerindra dalam survei ini tidak lepas dari figur Prabowo Subianto selaku nahkoda. Prabowo dianggap konsisten dengan sikap politiknya selama periode pemerintahan Joko Widodo-JK.


"Sekalipun menjadi oposisi juga bukan oposisi yang serta-merta tdak mendukung program-program pemerintah selama ini," bebernya melalui keterangan tertulis, Selasa (26/12).


Sementara, lanjut Arifin, menurunnya elektabilitas PDI Perjuangan lebih dikarenakan kegagalan pemerintahan Joko Widodo dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi wong cilik. Pasalnya, dahulu PDI Perjuangan saat menjadi oposisi sangat gigih menolak kebijakan kenaikan harga BBM, gas serta tarif dasar listrik. Bahkan kepala daerah dari PDIP sampai turun untuk menolak kenaikan harga BBM.


"Tetapi saat Joko Widodo berkuasa justru PDI Perjuangan menjadi partai pedukung kenaikan harga BBM. Turunnya elektabilitas partai-partai pendukung Joko Widodo selain Golkar tak lepas juga dari kesulitan ekonomi yang banyak dialami oleh para pemilih partai pendukung Joko Widodo dipemerintahannya," imbuhnya.


Lebih lanjut kata Arifin, LKPI kemudian menanyakan kepada responden soal siapakah tokoh yang mereka pilih jika Pilpres digelar hari ini secara spontan. Tak beda jauh dengan partai yang dipimpinnya, Prabowo Subianto menang telak. Dia dipilih 50,7 persen sekaligus mengalahkan petahana, Jokowi yang hanya 26,4 persen.


"Gatot Nurmantyo 10,7 persen, dan sisanya tidak menjawab 12,2 persen," tandas Arifin.


Saat pertanyaan yang sama dilakukan dengan menggunakan kuisioner, elektabilitas Prabowo malah tambah naik dengan 53,6 persen, Joko Widodo 19,4 persen, Gatot Nurmantyo 4,6 persen, Sri Mulyani 3,1 persen, Anies Baswedan 2,1 persen, Puan Maharani 2,8 persen, Tri Rismaharini 5,7 persen, Muhaimin Iskandar 2,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 0,8 persen dan tidak memilih sebanyak 5,8 persen.


Hal menarik menurut dia saat pertanyaan yang sama diberikan secara tertutup. Di mana Tri Rismaharini yang notabene tokoh baru punya elektabilitas di atas tokoh lain selain Jokowi dan Prabowo dengan 5,7 persen.


"Bagi Joko Widodo yang elektabilitas melorot hingga 19,4 persen atau hanya tinggal 36,5 persen dari hasil Pilpres 2014 sebanyak 53.15 persen, sementara Prabowo Subianto memiliki tingkat elektabilitas di atas 50 persen plus 1, namun ini baru potret survei jelang Pemilu 2019 yang dikaitkan dengan kinerja Joko Widodo selama memerintah dan masih ada waktu satu tahun bagi Joko Widodo untuk bisa mengangkat elektabilitasnya jika berhasil meningkatkan kesejahteraan wong cilik," pungkasnya. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita