Hasil Survei Elektabilitas Gerindra Meningkat, Ini Alasannya

Hasil Survei Elektabilitas Gerindra Meningkat, Ini Alasannya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menggelar survei menjelang pemilu 2019 yang tinggal 1,5 tahun lagi.


LKPI juga mengukur kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla serta pengaruh suara masyarakat terhadap tingkat elektabilitas parpol dan tokoh yang memiliki potensi maju sebagai capres dalam Pilpres 2019.


Berdasarkan demographi responden yang berpenghasilan tidak lebih dari 5 juta rupiah perbulan yang berjumlah 62.7 persen dari 2178 responden.


"Terkait pertanyaan keadaan ekonomi keluarga mereka dalam masa pemerintahan Joko Widodo - JK, sebanyak 89,6 persen menyatakan keadaan ekonomi keluarga dalam memenuhi biaya kebutuhan hidup sangat sulit," kata Direktur Eksekutive LKPI Arifin Nur Cahyono dalam keterangan tertulis, Selasa (26/12/2017).


Kemudian, sebanyak 7,3 persen menyatakan pas-pasan saja namun harus gali lubang tutup lubang setiap bulannya.


Sedangkan 3,1 persen menyatakan cukup tetapi ada keperluan keluarga yang tidak dibisa dibeli.


Arifin menuturkan responden yang berpenghasilan lebih dari Rp5 juta tapi kurang dari Rp10 juta perbulan yaitu sebanyak 29,8 persen


Sebanyak 76,6 persen menyatakan keadaan ekonomi keluarga mereka juga menurun dengan alasan naiknya harga harga barang yang selama ini mereka komsumsi.


Sebanyak 22,8 persen menyatakan ekonomi Keluarga mereka pas-pasan saja tapi tapi tidak bisa menabung jika tidak mengurangi komponen-komponen kebutuhan hidup mereka.


Sementara 0,6 persen menyatakan meningkat sedikit dan bisa menabung.


Ketika ditanya partai politik mana yang akan dipilih jika pileg digelar hari ini, maka secara spontan sebanyak 20,7 persen akan memilih Partai Gerindra.


Lalu, Golkar 13,7 persen ,PDIP 13,4 persen ,PKB 7,6 persen ,Partai Demokrat 6,1 persen, PAN 5,8 persen ,PPP 5,2 persen ,PKS 4,5 persen ,Perindo 4,3 persen, NasDem 3,6 persen , Hanura 1,3 persen dan tidak memilih sebanyak 13,8 persen.


Sedangkan dalam pertanyaan tertutup ketika ditanyakan parpol mana yang akan dipilih pada pileg 2019 maka Partai Gerindra dipilih sebanyak 23,7 persen, PDIP 14,2 persen , Golkar 14,1 persen ,Partai Demokrat 6,8 persen ,PAN 6,6 persen , PKB 6,4 persen, PKS 5,7 persen , Perindo 4,8 persen, PPP 3,4 persen , NasDem 3,1 persen dan Hanura 1,1 persen sedangkan yang tidak menjawab atau tidak memilih sebanyak 10,1persen.


"Kecepatan Golkar dalam melakukan Deklarasi untuk mencalonkan dan mengusung Joko Widodo pada pilpres 2019 dapat meningkat kenaikan elektabilitas partai Golkar," kata Arifin.


Sementara, kata Arifin, meningkatnya pilihan masyarakat terhadap Partai Gerindra dalam survei tidak lepas dari figur Prabowo Subianto.


"Dimana Gerindra dianggap konsisten dengan sikap politiknya selama periode pemerintahan Joko Widodo -JK sekalipun menjadi oposisi juga bukan oposisi yang serta merta tidak mendukung program program pemerintah selama ini," kata Arifin.


Arifin juga menuturkan partai baru Perindo besutan Harry Tanoesudibjo sangat pandai mengunakan media nya untuk terus melakukan promosi partainya melalui jaringan media yang dimiliki.


Sementara dalam jawaban spontan ketika ditanyakan secara spontan jika pemilihan presiden dilakukan hari ini maka jawaban hanya tertuju pada tiga nama tokoh yaitu Joko Widodo dipilih sebanyak 26,4 persen kemudian Prabowo Subianto dipilih sebanyak 50,7 persen dan Gatot Nurmantyo 10,7 persen sisanya tidak menjawab 12,2 persen.


Sementara dalam pertanyaan tertutup dengan mengunakan kuisioner dengan disodorkan nama-nama tokoh seperti Joko Widodo , Prabowo Subianto , Gatot Nurmantyo ,Tri Rismaharini , Anies Baswedan ,Sri Mulyani, Puan Maharani, Muhaimin Iskandar dan Agus Harimurti Yudhoyono.


Maka jawaban yang terkumpul setelah ditabulasi bama Prabowo Subianto dipilih sebanyak 53,6 persen , Joko Widodo 19,4 persen , Gatot Nurmantyo 4,6 persen , Sri Mulyani 3,1 persen , Anies Baswedan 2,1 persen , Puan Maharani 2,8 persen ,Tri Rismaharini 5,7 persen ,Muahimin Iskandar 2,1 persen dan Agus Yudhoyono 0,8 persen dan tidak memilih sebanyak 5,8 persen.


"Namun ini barulah merupakan potret survei jelang pemilu 2019 yang diakitkan dengan kinerja Joko Widodo selama memerintah dan masih ada waktu 1 tahun bagi Joko Widodo untuk bisa mengangkat elektabilitasnya jika berhasil meningkatkan kesejahteraan wong cilik,"ujarnya.


Diketahui, LKPI mengunakan Metode survei jajak pendapat dengan menjadikan 2178 Warga Negara Indonesi sebagai Responden yang berasal dari 456 Kota/ Kabupaten di Indonesia survey dilakukan dalam kurun waktu 14 hari mulai tanggal 8 Desember sd 22 Desember 2017.


Penentuan jumlah Responden ditentukan melalui jumlah populasi DPT pemilu 2014 sebanyak 190.307.134 pemilih dengan mengunakan Metode Multistage Random sampling dalam menentukan jumlah responden dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan margin of Error -/+ 2,1 %.[tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita