Ada Dugaan Operasi Politik “All Jokowi Final” di Pilkada Jatim

Ada Dugaan Operasi Politik “All Jokowi Final” di Pilkada Jatim

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Direktur Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), Arifin Nur Cahyono menduga ada operasi politik untuk mengganjal pencalonan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim), La Nyalla Mattalitti dalam Pilkada 2018 mendatang.

Operasi tersebut diduga dilakukan pihak yang berkuasa untuk menyandera sejumlah Ketua Umum Partai. Modusnya, menggunakan isu korupsi agar mendukung kandidat yang didukung oleh pihak penguasa.

"Sebagai contohnya adalah, adanya dugaan operasi politik pihak yang berkuasa mengganjal pencalonan dari La Nyala Mataliti sebagai calon Gubernur Jawa Timur yang diajukan Partai Gerindra," katanya dalam keterangan pers, Kamis (21/12).

Menurut Arifin, tujuan dari operasi mengganjal La Nyala untuk berlaga dalam Pilkada Jawa Timur adalah agar Pilkada tersebut berlangsung dalam skema kekuatan yang berkuasa, yaitu kandidat Jokowi versus kandidat Jokowi, atau all Jokowi final.

"Salah satu wujud operasi politik yang dilakukan tersebut yaitu diduga mereka menyandera Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, dengan menggunakan isu korupsi di periode sebelumnya, agar PAN tak turut serta mendukung La Nyala Matalitti yang diajukan oleh Partai Gerindra," jelasnya.

Jika PAN tak mendukung, maka prosentasi dukungan dari partai politik kepada La Nyala Mataliti untuk maju di Pilgub Jatim tak akan mencukupi. Sebab Gerindra hanya mengantongi 13 kursi. Dibutuhkan 7 kursi DPRD Jatim dari PAN agar La Nyalla bisa ikut dalam kontestasi lima tahunan itu.

Nah, menurut dia, jika PAN tak mendukung La Nyalla, maka dapat dikatakan siapapun yang terpilih di Pilgub di Jawa Timur, dipastikan otomatis akan mendukung Jokowi sebagai calon Presiden pada Pilpres 2019.

"Jika yang bertarung di Pilkada Jawa Timur hanya dua pasang kandidat, yaitu Saifullah Yusuf dan Khofifah, maka siapapun yang menang di Pilkada Jawa Timur, dipastikan adalah orangnya Jokowi, yang akan terlibat dalam pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, dalam Pilpres 2014 yang lalu, wilayah Jawa Timur adalah medan perebutan suara yang sangat panas antara kubu Jokowi dan kubu Prabowo.

"Dipastikan tahun 2019 nanti Jawa Timur  tetap menjadi medan yang sangat panas, karena itu presiden Jokowi perlu memastikan kemenangannya di wilayah tersebut dengan menempatkan dua kandidat yang merupakan orangnya untuk berlaga dan menjadi Gubernur di wilayah tersebut," demikan Arifin.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita