Anies Diserang, Taufik Meradang

Anies Diserang, Taufik Meradang

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil Ketua DPRD DKI lainnya, Mohamad Taufik tak terima dengan sekelompok orang yang menurutnya mencoba menyerang Gubernur DKI, Anies Baswedan.

Hal tersebut merujuk pada penggunaan istilah 'pribumi' Anies yang belakangan diributkan oleh sebagian ‎kelompok orang di sosial media.
Taufik meminta siapapun yang mencoba ingin melancarkan serangan terhadap Anies-Sandi agar segera sadar diri. ‎

"Wahai kaum yang gak mau move on, sudah lah.. jangan cari-cari masalah yang tidak perlu. Silahkan cek lagi pidato lengkap Pak Anies biar dapat pencerahan," kata Taufik saat ditemui‎ di DPRD DKI, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Ketua DPD Gerindra DKI ini juga mengingatkan, bahwa saat ini Anies-Sandi sudah sah menjadi pemimpin baru Ibukota periode 2017-2022. Tak ada seorang pun yang bisa menolak takdir yang menurutnya sudah menjadi ketetapan tuhan.‎
"Segera sadarkan diri kalian wahai kelompok yang belum move one. Inilah pemimpin rakyat Jakarta yang dipilih secara demokratis dan konstitusional," tegas Taufik.‎

‎Dijelaskan Taufik, ‎dalam pidatonya Anies sejatinya hanya ingin mengingatkan bahwa masih banyak pribumi yang hingga kini belum menikmati kesejahteraan dan keadilan meski Negara ini sudah berusia 72 tahun.
‎‎
"Pak Anies kan mengatakan perjuangan pribumi melawan kolonialiame sebelum kemerdekaan itu ya emang nyata. Tapi maksudnya pribumi zaman dulu, bukan zaman sekarang," ujarnya.‎

"Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme. Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkas Taufik menirukan Anies.
Diketahui, sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga ikut bersuara. Dia mengatakan, pidato Anies Baswedan sebagai gubernur DKI yang menyinggung kata 'pribumi' bukan bermaksud rasis.

"Pidatonya bicara tentang kolonial, konteksnya kan sejarah dia menceritakan. Jadi jangan hanya potong satu kata, dalam konteks apa dia bicara. Jadi dia bicara konteks sejarah, tidak bicara diskriminatif," kata JK dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

"Kan tidak salah kalau dia mau bicara kalau konteksnya sejarah. Kalau katakan sudah kalian jangan kasih kesempatan, nah itu salah," beber JK.

Dalam pidato politiknya di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, Anies menuturkan bahwa Jakarta merupakan bagian penting sejarah, tempat para perintis kemerdekaan berkumpul, janji kemerdekaan ditulis, proklamasi kemerdekaan disampaikan.

Anies juga menyebut Jakarta sebagai satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun.

"Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi warga Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta," katanya.

"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami."

"Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila."

Penggunaan kata "pribumi" dalam pidatonya menjadi kontroversi di kalangan netizen, dengan sebagian menganggapnya tidak pantas. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita