Ini Bukti Amerika Menciptakan Al Qaeda dan ISIS

Ini Bukti Amerika Menciptakan Al Qaeda dan ISIS

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Banyak selentingan yang menyebut bahwa sesungguhnya gerakan radikal Al Qaeda dan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) atau dikenal pula sebagai Islamic State of Iraq and The Levant (ISIL), merupakan "boneka" ciptaan Amerika.

Salah seorang penudingnya adalah mantan staf National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Edward Snowden. Menurut dia, selain Amerika, dua negara lain yang bertanggungjawab terkait ISIS adalah Inggris dan Israel.

Pernyataan Snowden, yang telah membongkar banyak "rahasia dunia" menyangkut isu politik, ekonomi, dan keamanan tingkat tinggi, sedikit banyak menggoyahkan keyakinan pihak-pihak yang selama ini "meyakini betul" bahwa ISIS adalah gerakan yang berkaitpaut erat dengan agama.

Begitu pun kegoyahan tak lantas benar-benar membuat keyakinan tersebut ambruk. Asumsinya, bisa saja Snowden berkata bohong.

Namun satu video yang dilansir Fox News menjelaskan bahwa apa yang dikemukakan Snowden memang bukan sekadar pepesan kosong.

Dalam video wawancara dengan reporter Fox News, Greta Van Susteren, Hillary Clinton menyebut bahwa Amerika memiliki kepentingan sangat besar di Asia Tengah, kawasan yang dua dekade lalu hendak "dikuasai" Uni Soviet.

"When the Soviet Union invaded Afghanistan we had this brilliant idea we were going to come to Pakistan and create a force of mujahedeen and equip them with stinger missiles and everything else to go after the Soviets inside Afghanistan."

Rencana besar ini sukses. Uni Soviet meninggalkan Afghanistan dengan kerugian sangat besar, yang di belakang hari menjadi salah satu faktor yang membuat negeri ini bangkrut dan akhirnya runtuh.

Tapi menurut Clinton, yang tidak diperkirakan benar oleh Pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin Presiden Ronald Reagen, adalah betapa mereka ternyata menciptakan monster-monster. Yakni pasukan terlatih dengan tingkat kefanatikan yang sangat tinggi. Tidak hanya di Afghanistan, tapi juga di Pakistan, Irak, dan Suriah.

"We were just so happy to see the Soviet Union fall and we thought fine we are oke. Now you look back. The people we are fighting today, we were supporting in the fight the soviets," ujar Clinton. Mereka yang kita perangi hari ini adalah pihak yang kita dukung saat melawan Uni Soviet.


Selain dalam wawancara dengan Fox, Hillary Clinton yang saat itu menjabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, pernah menyampaikan pernyataan serupa di hadapan rapat pemerintah dengan senat Amerika Serikat.

Rapat tersebut, tepatnya bagian di mana Hillary menyebut soal hubungan Amerika Serikat dengan Afghanistan, Taliban, Muhajidin, ISIS, dan gerakan radikal lain, kemudian disiarkan di CNN.

Jumat, 13 November 2015 waktu Paris, Perancis, atau Sabtu, 14 November 2015 waktu Indonesia, teror melanda kota yang dikenal sebagai simbolisme romantik ini. Tiga bom meledak di sekitar Stade de France  yang tengah memanggungkan laga sepakbola internasional, dan sekelompok orang bersenjata api memberondongkan peluru ke kerumunan warga yang sedang menonton konser musik. Tembakan lain juga menghantam orang-orang yang tengah makan dan minum di restoran.

ISIS menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan kurang lebih 180 orang ini. Mereka menyampaikannya lewat pesan elektronik di media sosial dan dilansir pula di sejumlah media massa. Di tempat kejadian perkara, konon, petugas Kepolisian Perancis, menemukan identitas para pelaku.

Dalam perkembangannya kemudian, pihak Pemerintah Perancis menyerukan perang terhadap ISIS. Perancis telah melancarkan serangan udara penuh di lokasi-lokasi yang diyakini merupakan markas ISIS.

Teror dibalas teror. Sementara penciptanya, Amerika Serikat, cuma bisa bilang prihatin. [tr]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita