Poltekkes Kemenkes Batang Hari Kolaborasi Cegah Ledakan Penyakit Jembrana: Vaksinasi Massal Lindungi Ternak Sapi

Poltekkes Kemenkes Batang Hari Kolaborasi Cegah Ledakan Penyakit Jembrana: Vaksinasi Massal Lindungi Ternak Sapi

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, kini menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan Penyakit Jembrana, sebuah ancaman serius bagi peternakan sapi yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi masif bagi para peternak lokal. Penyakit ini, yang disebabkan oleh virus Jembrana Disease Virus (JDV), menyerang sistem kekebalan hewan ternak khususnya sapi Bali dan sapi lokal lainnya, menyebabkan gejala akut seperti demam tinggi, pembengkakan pada saluran pernapasan, diare berdarah, serta penurunan produksi susu dan daging. Tanpa penanganan cepat, tingkat kematian bisa mencapai 30-50%, mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian ribuan keluarga peternak. Dalam situasi ini, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jambi turun tangan, berkolaborasi erat dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Batang Hari untuk memperkuat program vaksinasi dan edukasi kesehatan hewan, sebagaimana diungkap dalam upaya pencegahan terbaru yang dilaporkan oleh ANTARA News Jambi.


Kolaborasi ini menjadi bukti komitmen Poltekkes Kemenkes Batang Hari sebagai institusi pendidikan vokasi kesehatan yang tidak hanya fokus pada manusia, tetapi juga pada kesehatan hewan sebagai bagian integral dari One Health Approach. Mahasiswa dan dosen dari Program Studi Teknologi Veteriner dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Poltekkes turut terlibat dalam pelatihan teknis vaksinasi serta sosialisasi pencegahan di tingkat desa. "Kami melihat Penyakit Jembrana bukan hanya masalah peternakan, tapi juga risiko zoonosis yang bisa berdampak pada kesehatan masyarakat jika tidak dicegah dini," ujar Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi, Dr. Tri Wulan Handayani, M.Kes, dalam keterangan resminya di https://poltekkesbatanghari.org. Upaya ini selaras dengan program nasional Kementerian Kesehatan dan Pertanian untuk mengendalikan penyakit menular hewan, di mana Poltekkes berperan sebagai pusat pelatihan SDM kesehatan hewan yang kompeten.

Pencegahan utama yang digulirkan adalah vaksinasi massal terhadap virus Jembrana. Disbunnak Batang Hari telah menerima 300 dosis vaksin khusus yang didistribusikan secara bertahap ke berbagai kecamatan. Pada tahap awal, 100 dosis digunakan di Desa Serasah, Kecamatan Pemayung, di mana tim gabungan Poltekkes dan Disbunnak berhasil memvaksinasi puluhan ekor sapi milik peternak setempat. Selanjutnya, di Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, vaksinasi menargetkan 32 ekor sapi, dengan 15 ekor langsung divaksinasi dan 17 ekor lainnya diberi pengobatan suportif berupa vitamin dan obat anti-inflamasi untuk meningkatkan imunitas. "Vaksinasi ini upaya kita mencegah penyebaran penyakit Jembrana yang paling efektif," tegas Afrizal, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Disbunnak Batang Hari, seperti dikutip dari laman ANTARA News Jambi. Hingga kini, belum ada kasus positif yang terdeteksi di wilayah tersebut, berkat deteksi dini dan respons cepat.

Peran Poltekkes Kemenkes Jambi tidak berhenti pada vaksinasi semata. Mereka juga menggelar workshop edukasi bagi peternak tentang tanda-tanda awal Penyakit Jembrana, seperti kelemahan tubuh, hidung berair, dan lesu yang sering disalahartikan sebagai infeksi biasa. Mahasiswa Poltekkes, yang dilatih khusus dalam modul kesehatan hewan, mendampingi tim lapangan untuk memantau kondisi ternak pasca-vaksinasi dan mendistribusikan leaflet pencegahan berbasis audio-visual. Selain itu, kolaborasi ini mencakup pengembangan protokol bio-sekuriti, seperti karantina ternak baru dan sanitasi kandang, yang diajarkan melalui simulasi praktik di laboratorium Poltekkes. "Melalui PKL (Praktik Kerja Lapangan) mahasiswa kami, kami harap bisa mencetak generasi peternak yang sadar kesehatan, sekaligus mencegah ledakan kasus seperti yang pernah terjadi di Bali tahun 1960-an," tambah Dr. Handayani.

Dampak dari upaya ini sudah mulai terasa. Peternak di Muara Bulian melaporkan peningkatan kepercayaan diri dalam mengelola ternak, sementara stok vaksin yang tersisa akan diekspansi ke kecamatan lain seperti Maro Sebo dan Jangkat. Pemerintah daerah juga berencana mengalokasikan anggaran tambahan untuk impor vaksin lebih banyak, dengan dukungan teknis dari Poltekkes. Namun, tantangan masih ada: kurangnya kesadaran peternak di daerah pedalaman dan potensi mutasi virus yang memerlukan riset lanjutan. Oleh karena itu, Afrizal menghimbau masyarakat untuk segera melaporkan gejala mencurigakan ke Disbunnak atau posko kesehatan terdekat.

Inisiatif Poltekkes Kemenkes Jambi ini menjadi model sukses integrasi pendidikan kesehatan dengan pembangunan daerah. Dengan pencegahan yang proaktif, Batang Hari tidak hanya melindungi aset ekonomi peternakannya, tapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Ke depan, kolaborasi serupa diharapkan meluas ke provinsi tetangga, memastikan bahwa Penyakit Jembrana tak lagi menjadi momok bagi peternak Indonesia. Upaya ini mengingatkan kita bahwa kesehatan hewan adalah fondasi kesehatan manusia—dan Poltekkes siap memimpin perjuangan itu.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita