GELORA.CO -Government shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) telah memasuki hari ke-40 pada Minggu, 9 November 2025, waktu setempat.
Hingga saat ini, para senator AS masih gagal mencapai kesepakatan untuk membuka kembali lembaga-lembaga federal. Perselisihan utama terjadi soal subsidi layanan kesehatan di bawah program Affordable Care Act (Obamacare).
Penutupan ini sudah berdampak luas: ribuan pekerja federal tidak menerima gaji, perjalanan udara terganggu, dan bantuan pangan bagi jutaan warga mulai terancam.
Pemimpin Mayoritas Senat John Thune dari Partai Republik mengatakan mereka hanya butuh beberapa suara lagi untuk meloloskan rancangan undang-undang guna membuka kembali pemerintahan. Namun, Partai Demokrat menolak memberi dukungan tanpa jaminan perpanjangan subsidi kesehatan selama satu tahun.
“Kegagalan bertindak berarti orang-orang akan bangkrut, kehilangan asuransi, dan semakin sakit,” kata Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer, dikutip dari AFP, Senin 10 November 2025.
Para senator dari kedua partai mengadakan pembahasan selama akhir pekan untuk mencari kompromi. Usulan sementara adalah membuka kembali sebagian anggaran pemerintah sambil menunda keputusan soal subsidi hingga akhir tahun. Namun, belum jelas apakah cukup banyak Demokrat yang akan setuju.
Presiden Donald Trump, di sisi lain, mendesak Partai Republik menghapus aturan filibuster, yaitu aturan yang membuat undang-undang baru butuh 60 suara di Senat. “Jadilah partai yang cerdas,” tulis Trump di media sosialnya. Ia menolak memperpanjang subsidi dan mendorong agar penutupan segera diakhiri dengan cara Partai Republik sendiri.
Sementara itu, jutaan warga Amerika menunggu dengan cemas. Jika subsidi berakhir tanpa perpanjangan, premi asuransi kesehatan bisa melonjak dua kali lipat tahun depan.
Penutupan yang dimulai sejak 1 Oktober ini telah memecahkan rekor sebagai yang terpanjang dalam sejarah modern AS, dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.
Sumber: RMOL
