GELORA.CO - Pertemuan Bilqis, korban penculikan anak dari Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Begendang, Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba, terjadi melalui peran penculik Bilqis, Ade Frianto Syahputra S (36) dan Mery Ana (42).
Lalu, bagaimana mereka bisa bertemu, padahal Orang Rimba seperti Begendang sangat pasif, hanya menetap di Jambi dan tak pernah bepergian jauh, sampai keluar Jambi?
"Ini kan sore. Dia (pelaku) malam ke sini, sekitar jam 6 lebih bawa Bilqis," kata tokoh Suku Anak Dalam, Tumenggung Sikar, di rumahnya, Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, Kamis (13/11/2025).
Tumenggung Sikar tidak mengetahui dengan pasti kapan mereka berkomunikasi dan siapa yang memperkenalkan.
Ia memperkirakan hubungan mereka melalui sambungan telepon, sebelum memutuskan bertemu pada Selasa (4/11/2025) di rumah Temenggung Sikar.
"Tahu-tahu anak menantu saya (Begendang) sudah di sini," kata dia.
Dalam pembicaraan antara pelaku dengan Begendang, Tumenggung Sikar menyebut pelaku sudah dari siang keliling dan berkali-kali menawarkan agar ada orang yang bersedia merawat Bilqis.
"Kami sudah tidak bisa merawat, tidak punya biaya. Kalau ada yang mau merawat, ambillah," cerita Sikar.
Kasihan Kondisi Bilqis
Begendang pun mengungkapkan rasa ketertarikan untuk merawat Bilqis karena kasihan dengan kondisinya, yang tampak kelelahan.
Selain itu, kata Sikar, Begendang merasa khawatir dengan keselamatan Bilqis karena jika tidak jadi dirawat, pelaku akan membawanya ke luar daerah untuk ditawar-tawarkan kepada orang lain.
"Anak saya (Begendang) mau, tetapi tidak tahu aturan adopsi sesuai hukum pemerintah," kata Sikar.
Pelaku pun meyakinkan, "Kebetulan kami kerja di pemerintah di Bangko, jadi bisa langsung bikin surat-suratnya," kata Sikar menirukan pelaku.
Malam itu pula, pelaku berpamitan pulang menuju rumahnya di Kota Bangko.
Pelaku mengaku ingin mengurus surat. Karena itu, pelaku meninggalkan Bilqis pada Begendang.
Esoknya, Begendang pergi menemui Mery di Bangko.
Selain untuk memeriksa kebenaran adanya surat, juga untuk menandai rumah Mery.
Begendang kemudian datang bersama Mery membawa surat-surat.
Menurut pelaku, surat tersebut berasal dari kedua orangtua Bilqis, lengkap dengan meterai 10.000.
"Memang ada surat, tetapi kami tidak bisa baca tulis. Pelaku meyakinkan jika ada masalah, mereka akan tanggung jawab," terang Sikar.
Pelaku membacakan isi surat, seolah orangtua Bilqis sudah menyerahkan anaknya kepada pelaku karena kondisi ekonomi tidak mampu.
Namun, untuk merawat anak ini, Begendang harus mengganti biaya perawatan Bilqis selama ini. Totalnya mencapai Rp 85 juta.
"Kalau dibawa ke tempat lain, ndak tahulah kami (nasibnya). Yang penting anak ini selamat, makanya kami rawat," katanya.
Baca juga: Kronologi Penculikan Balita Bilqis Balita, Hilang di Makassar hingga Ditemukan di Jambi
Lantaran kasihan dan khawatir dengan keadaan Bilqis, Begendang pun menyerahkan uang Rp 85 juta, sesuai permintaan pelaku.
Sebelumnya diberitakan, Bilqis diculik saat bermain di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (2/11/2025) pagi.
Menurut keterangan kepolisian, Bilqis telah tiga kali dijual sebelum akhirnya ditemukan selamat bersama Suku Anak Dalam yang mengadopsinya di Merangin, Provinsi Jambi, Sabtu (8/11/2025).
Polisi dan sejumlah pihak kemudian membujuk Suku Anak Dalam agar mau menyerahkan Bilqis sehingga dapat dipulangkan ke Makassar pada Minggu (9/11/2025).
Empat pelaku telah ditangkap, termasuk dua pelaku yang menjual Bilqis kepada Suku Anak Dalam di Merangin, Jambi.
