GELORA.CO - Wakapolri periode 2011-2013 Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna menyoroti hilangnya 'kejujuran' yang seharusnya terdapat dalam Tribrata yang menjadi pedoman bagi Polri. Hal itu disampaikan Nanan saat memberikan materi pada Dialog Kebangsaan dalam Rangka Hari Jadi Humas Polri ke-74.
"Bapak (Moehammad) Jasin (Bapak Brimob Polri) memberikan teladan. Berani tanpa pamrih, jujur tanpa kompromi, mengabdi tanpa batas. Kata kejujuran yang dulu tertulis dalam Tribrata tahun 1954, tapi hilang di dalam Tribrata tahun 2022," ujar Nanan dikutip dari YouTube Divisi Humas Polri, di Jakarta, Minggu (2/11/2025).
Ia menyatakan dengan hilangnya satu kata, maka sejuta makna ikut pudar. Tanpa kejujuran hukum kehilangan nurani. Tanpa kejujuran, kepercayaan rapuh seperti sekarang. "Sekarang pimpinan institusi, masyarakat untrusted terhadap Polri bahkan ujungnya minta direformasi kembali Polri," tutur Nanan.
Nanan lantas membeberkan kala dirinya menjabat Wakapolri, yakni terdapat tiga hal yang ditanamkan dalam kode etik Polri. Pertama, menambahkan lima tampilan kepemimpinan Polri. Kedua, tujuh tampilan karakter anggota Polri. Ketiga, menolak perintah atasan apabila perintahnya tidak benar atau integrity defender.
"Tiga hal itu saya tanamkan di kode etik Polri yang baru saat itu, sebagai jabaran hilangnya kata kejujuran," tegasnya.
Selain itu, Nanan mengungkapkan bila hari ini krisis yang dihadapi Polri bukan hanya kelembagaan melainkan krisis integritas. Padahal kata dia, integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan.
"Tanpa integritas kebenaran akan kehilangan arah. Tanpa kebenaran, kepercayaan menjadi rapuh. Integritas bukan hanya sifat pribadi melainkan pondasi moral sistemik," kata dia.
Menurutnya, Bhayangkara sejati menyatukan keduanya, berkata jujur, berpikir benar, bertindak adil.
"20 tahun kita dulu mereformasi kepolisian agar trust building, membangun kemitraan dan melayani dengan prima. Namun kepercayaan tak tumbuh tanpa kejujuran, kemitraan atau networking rapuh tanpa nilai, keunggulan kosong tanpa moral, itu yang terjadi sekarang mungkin," ujar Nanan.
Dengan begitu ia menyimpulkan, reformasi tidak cukup struktural, tetapi kultural dan moral. Reformasi sejati bukan mengganti struktur, tetapi menghidupkan kultur yang sudah ada di Tribrata dan kode etik Polri.
"Oleh karena itu saya menitipkan tiga prinsip nilai. Pertama, nilai di atas segalanya, di atas jabatan dan materi. Sekarang ini justru no values, just status and fulus," kata Nanan.
Kedua, yaitu full commitment no conspiracy. "Jujur walaupun sendirian," ucap Nanan.
Ketiga, tambah Nanan, yakni integrity defender. Lawan atasan bila tidak benar, tetapi tujuannya untuk menjaga atasan dan institusi.
"Kita sedang menyalakan kembali api kejujuran, bukan untuk masa lalu tetapi untuk masa depan Polri yang berintegritas," tegas Nanan.
Sebagai informasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menjabat sejak 27 Januari 2021 dan akan pensiun pada Mei 2027.
Sumber: inilah
