GELORA.CO -Langkah politik Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, yang kini vokal membela mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menuai sorotan tajam. Khususnya, setelah ia melontarkan sindiran tentang "nenek-nenek" yang masih menjabat ketua umum partai politik.
Politikus PDIP, Mohammad Guntur Romli, menilai pernyataan provokatif dari bekas politikus NasDem tersebut sebagai sangat ironis.
Bagaimana tidak, Ahmad Ali yang sebelumnya menjadi bagian Partai Nasdem kini justru membela mati-matian Jokowi. Padahal, label “nenek-nenek” justru diarahkan kepada sosok yang sehat, tegas, dan pernah mendukung Jokowi sejak dari Solo hingga Istana.
Di sisi lain, lompatan Ahmad Ali dari Partai NasDem ke PSI, justru semakin memperlihatkan pola oportunisme. Setelah kalah di Pemilu 2024 dan kehilangan pengaruh di NasDem, Ahmad Ali justru langsung diberi posisi strategis sebagai Ketua Harian PSI.
“Sebuah panggung baru untuk memoles diri sekaligus menyerang siapa pun yang mengkritik Jokowi demi menunjukkan kesetiaannya,” kata Guntur kepada RMOL, Senin, 25 November 2025.
Atas dasar itu, Guntur menjadi Ahmad Ali yang kini menjadi anak buah Jokowi semakin menunjukkan betapa pindahnya dari Nasdem ke PSI adalah lompatan oportunis.
“Publik pun tertawa kecil, karena ini bukan lompatan ideologis. Ini lompatan oportunis,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ahmad Ali membela Jokowi yang kerap diminta publik untuk menyudahi kegiatan politik. Ia mengaku heran dengan standar ganda yang diterapkan. Ia mengaku heran ketika ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu diminta publik untuk menyudahi kegiatan politik. Sementara, kata Ahmad Ali, ada “nenek-nenek” yang sudah puluhan tahun masih menjabat ketua umum parpol.
"Sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki. Tapi ketika dia melawan, dia disuruh, 'Pak Jokowi harus jadi negarawan'. Terus ketika dia bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat'. Loh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi ketua partai," kata Ahmad Ali usai memberi arahan dalam Rakorwil PSI Se-Kepulauan Riau (Kepri) di Batam, Kepri, Sabtu malam 22 November 2025.
Kritik dari Guntur Romli pun menyasar bahwa label "nenek-nenek" tersebut diarahkan kepada sosok yang justru pernah mendukung Jokowi sejak awal karir politiknya. Guntur menilai, langkah Ahmad Ali yang kini menjadi "anak buah Jokowi" di PSI semakin menguatkan dugaan bahwa kepindahannya hanyalah upaya untuk mencari keuntungan politik.
Sumber: RMOL
