GELORA.CO — Sebulan sebelum tewas dibunuh, kurir makanan Anti Puspita Sari diketahui sering meminjam uang teman-temannya melalui Facebook.
Dugaan motif ekonomi muncul sebagai latar belakang kehidupannya.
Menurut salah satu teman Facebook, Tasyaa, Anti beberapa kali mengirim pesan meminta pinjaman dana.
Chat terakhir tercatat pada 16 September 2025, satu bulan sebelum korban meninggal dunia.
Tasyaa mengaku tidak merespon permintaan tersebut karena berada di lokasi berbeda.
“Bukan 2021 saja, bulan kemarin juga dia chat minta pinjam uang,” tulis Tasyaa.
Chat Anti berupa kalimat singkat seperti: “Bso dk mba nk ikut dapin” dan “Mba nak dapin (dana pinjaman) bso dk”.
Diketahui, selama ini suami Anti, Adi Rosadi, tidak mengetahui aktivitas pinjaman tersebut.
Ia hanya mengetahui pekerjaan istrinya sebagai kurir pengantar makanan dan pernah memergoki komunikasi Anti dengan pria lain melalui WhatsApp.
Kasus pembunuhan Anti sendiri terjadi setelah bertemu Febrianto di hotel untuk kencan pertama.
Pelaku membunuh korban karena menolak melakukan sesi kedua.
Anti ditemukan tewas dengan mulut disumpal baju dalaman dan tangan diikat jilbab.
Febrianto kini telah ditangkap polisi dan motif ekonomi korban tetap menjadi catatan penting bagi pihak kepolisian.
Anti Puspitasari ditemukan kondisi sudah tak bernyawa dalam kamar hotel di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang pada Jumat (11/10/2025).
Saat ditemukan oleh petugas hotel keesokan harinya, jasad Anti tergeletak di lantai memakai baju lingerie.
Mulutnya dalam kondisi disumpal baju dalaman dan kedua tangannya diikat jilbab warna pink.
Namun menurut Febrianto, arwah yang mendatanginya itu tak lagi memakai baju dinas, melainkan baju putih-putih.
Febrianto nekat membunuh Anti Puspitasari kerena kesal minta sesi kedua ditolak.
Keduanya baru pertama kali bertemu setelah berkenalan lewat salah satu grup Facebook.
Anti dan Febri lalu janjian bertemu di hotel untuk kencan dengan tarif Rp 300.000 untuk dua kali kencan.
Saat bertemu di hotel tersebut, keduanya sempat melakukan hubungan badan sebanyak satu kali.
Febrianto kemudian meminta lagi untuk berhubungan layaknya suami istri yang kedua.
Namun permintaan itu rupanya ditolak oleh korban.
Pelaku pun kesal dan langsung membekap korban dari belakang.
"Kesal, pak. Belum waktunya habis saya disuruh keluar dari kamar," katanya dikutip dari akun TikTok @pemburubanditt, Kamis (16/10/2025).
Setelah itu, Febrianto pun menyumpal mulut korban dan mengikat kedua tangannya.
Berdasarkan pengakuannya, pelaku tidak sempat menyetubuhi Anti lagi.
"Saya habis ngikat nggak main sama sekali (berhubungan badan), langsung pergi," kata dia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya menerangkan, dari hasil olah TKP dan otopsi, korban tewas karena kehabisan napas akibat perbuatan pelaku.
"Dari hasil olah TKP, dia (pelaku) marah ketika masuk ke hotel adanya ketidaksesuaian harga (waktu kencan). Dugaan lain masih didalami," kata Nandang.
Diketahui, Anti Puspitasari menurut suaminya, bekerja sebagai kurir pengantar makanan.
Bahkan di hari Anti berkencan dengan Febrianto, ia sempat mengantar suaminya terlebih dulu ke tempat kerja.
Sang suami bekerja di sebuah mal kawasan Palembang.
Dia bercerita pada Jumat (10/10/2025) Anti sempat mengantar dirinya ke tempat kerja.
"Awalnya ngantar dari rumah ke tempat kerja sampai tempat kerja jam 3, dia duduk dulu di office. Jam 4 dia pamit keluar, dia kan shopee food," katanya.
Adi ingat betul alasan Anti pergi pamitan terakhir kepadanya.
"'Saya mau keluar mangkal'," kata Adi menirukan ucapan Anti.
Setelah itu Adi tidak lagi mendapat kabar dari istrinya.
Bisnis Gelap
Sebelum tertangkapnya pelaku, Adi Rosadi selaku suami Anti tidak pernah membahas tentang grup booking online yang dimiliki istrinya.
Sepengetahuan Adi, wanita yang sebenarnya tengah mengandung anak keduanya itu punya profesi sebagai kurir makanan.
Namun, Adi tidak menampik dirinya pernah memergoki sang istri sedang chat di WhatsApp dengan pria lain.
Febri diduga kuat adalah pria yang terekam CCTV check-in hotel bareng Anti.
Ketika CCTV tersebut diperlihatkan kepada Adi, Adi mengaku tidak mengenal pria tersebut.
Mengenai penangkapan Febrinto, Adi Rosadi (36) suami korban, mengaku lega.
"Alhamdulillah pelaku sudah ditangkap, saya rasanya lega," ucap Adi dengan suara yang penuh haru kepada Sripoku.com, Kamis (16/10/2025).
Adi juga menegaskan harapannya agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya.
"Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena dia sudah menghilangkan nyawa istri saya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Adi juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian, baik Jatanras Polda Sumsel maupun Satreskrim Polrestabes Palembang, atas kerja keras mereka dalam mengungkap kasus ini.
"Saya dan keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah bekerja keras untuk menangkap pelaku," kata Adi dengan penuh haru
Sumber: Wartakota