Luhut Sebut Program MBG Harusnya Berjalan Minimal 10 Tahun Baru Dievaluasi

Luhut Sebut Program MBG Harusnya Berjalan Minimal 10 Tahun Baru Dievaluasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Luhut Sebut MBG Harusnya Berjalan Minimal 10 Tahun Baru Dievaluasi

GELORA.CO
-  Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintahan Prabowo-Gibran, harusnya berjalan minimal sepuluh tahun.

Program MBG memang diakui Luhut masih banyak kekurangan. Terlebih timbul masalah keracunan yang dialami oleh siswa di berbagai penjuru Indonesia.

Kendati demikian, Luhut mengatakan program ini terus berjalan. Sebab, dia meyakini program MBG akan melahirkan simpul-simpul ekonomi baru.

Nantinya setelah minimal sepuluh tahun berjalan, barulah bertahap dievaluasi.

"Menurut saya harus dipelihara terus makan bergizi ini, mungkin paling tidak 10 tahun. Nanti mungkin setelah itu, bertahap kita lihat, kita evaluasi, mau kita bagaimanakan," tuturnya dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis 16 Oktober 2025.

Program MBG sendiri telah Luhut presentasikan kepada Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick.

Luhut mengklaim anak buah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump itu memahami manfaat yang lahir dari MBG.

Adapun salah satu manfaat MBG adalah mengurangi kemiskinan. Luhut mengaku Lutnick juga sepakat program tersebut bakal menimbulkan pemerataan uang di daerah.

Luhut kembali menegaskan memang MBG diakui masih banyak kekurangan. Namun, itu akan diperbaiki secara perlahan.

"Tapi pelaksanannya (MBG) di sana-sini ada kurang, ya kita perbaiki. Kita perbaiki. Jadi, memang dipaksa dia (Badan Gizi Nasional) harus belanja dengan benar. Saya ulangi, dengan benar," tegas Luhut.

Mantan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi itu kemudian berpesan kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.

Menurutnya, jajaran BGN perlu juga membangun ekosistem dalam pelaksanaan MBG.

Ia membandingkan BGN yang baru terbentuk dipaksa membelanjakan Rp.171 triliun anggaran MBG, sedangkan TNI yang sudah lama berdiri hanya mendapatkan Rp.175 triliun.

Oleh karena itu, organisasi Badan Gizi Nasional diminta untuk terus diperkuat bukan sementara waktu lima tahun saja melainkan seterusnya.

"Jadi, organisasi ini (BGN) perlu diperkuat juga karena ini bukan organisasi satu tahun, bukan untuk lima tahun, mungkin bertahun-tahun ke depan," ucapnya.

BGN memang mengantongi anggaran Rp.71 triliun ditambah Rp.100 triliun untuk pelaksanaan MBG di 2025. Akan tetapi, mereka mengembalikan Rp.70 triliun kepada Prabowo.

BGN mengembalikan anggaran Rp.70 triliun lantaran tak terserap pada 2025 ini. BGN mengatakan pihaknya pada 2025 ini hanya mampu menyerap Rp.99 triliun anggaran MBG.

Menurutnya, penyerapan yang belum optimal imbas sebagian proyek masih dalam proses pembangunan dan verifikasi.

Walau begitu, Presiden Prabowo Subianto tetap memberikan anggaran jumbo senilai Rp.335 triliun untuk program MBG di 2026.

Jumlah itu terdiri dari Rp.268 triliun anggaran Badan Gizi Nasional serta Rp.67 triliun sisanya berbentuk dana cadangan.

***
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita