GELORA.CO - Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (UNUD) Bali, masih menjadi perbincangan hangat di media sosial. Nama Timothy mendadak viral setelah beredar kabar dirinya melompat dari lantai dua Gedung FISIP Kampus Sudirman pada Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 09.00 WITA.
Peristiwa tragis ini memicu gelombang keprihatinan publik, terutama setelah muncul dugaan bahwa tindakan nekat tersebut dipicu oleh kasus perundungan (bullying) yang diduga terjadi di grup WhatsApp.
Namun yang kini menjadi perhatian utama warganet adalah munculnya rekaman CCTV yang disebut-sebut memperlihatkan detik-detik Timothy melompat dari gedung. Video tersebut ramai beredar di TikTok, Telegram, dan platform media sosial lainnya dengan berbagai narasi yang berbeda-beda.
Sejak hari kejadian, berbagai akun media sosial mulai membagikan tautan yang diklaim sebagai “Video CCTV asli Timothy Udayana”. Beberapa bahkan menyebut telah memiliki versi full video rekaman yang memperlihatkan kronologi lengkap sebelum insiden terjadi.
Namun, sebagian besar tautan yang beredar justru mencurigakan dan tidak dapat dipastikan kebenarannya. Ada pula warganet yang mengaku menemukan link CCTV Timothy dari akun TikTok tertentu, namun isinya justru bukan rekaman nyata, melainkan video editan atau konten hoaks.
“Aku lihat di TikTok, katanya itu video CCTV asli. Tapi pas dibuka, malah video orang lain yang disamarkan,” tulis salah satu komentar pengguna di X (Twitter).
“Jangan gampang percaya, itu link banyak yang palsu. Bisa-bisa akun kita diretas,” tulis pengguna lainnya.
Hingga saat ini, tidak ada bukti otentik yang menunjukkan bahwa versi full rekaman CCTV peristiwa tersebut benar-benar ada atau dirilis secara resmi.
Pihak Universitas Udayana maupun kepolisian belum memberikan pernyataan resmi mengenai keberadaan rekaman CCTV di area kampus yang disebut-sebut menjadi lokasi kejadian.
Sejumlah akun yang mengunggah potongan video pun tidak menyebut sumber asli rekaman tersebut, sehingga keaslian video yang beredar masih sangat diragukan.
Besar kemungkinan bahwa video yang disebut “CCTV Timothy” hanyalah hasil manipulasi digital atau potongan dari rekaman lain yang disebarkan demi mencari sensasi di media sosial.
Fenomena ini membuat banyak pihak mengingatkan agar tidak sembarangan mengklik tautan yang mengatasnamakan “CCTV Timothy”.
Selain berpotensi menyebarkan konten sensitif dan tidak etis, link-link tersebut juga bisa saja mengandung virus, malware, atau phising yang berbahaya bagi pengguna media sosial.
Masyarakat diminta untuk menghormati privasi korban dan keluarganya, serta tidak menyebarluaskan gambar atau video yang mengandung unsur kekerasan atau penderitaan seseorang.
Sementara itu, pihak kampus Universitas Udayana dikabarkan sudah menindaklanjuti kasus dugaan bullying yang menimpa Timothy.
Beberapa mahasiswa yang disebut terlibat dalam grup WhatsApp sedang dalam proses pemeriksaan.
Ada pula kabar bahwa pihak kampus memberi sanksi akademik berat terhadap pelaku yang terbukti melakukan perundungan. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi terkait hasil pemeriksaan maupun keputusan akhir universitas.
Hingga saat ini, tidak ada versi full video CCTV Timothy Anugerah Saputra yang dapat dipastikan keasliannya.
Sebagian besar link yang beredar di TikTok, Telegram, maupun X (Twitter) tidak terverifikasi dan bisa jadi merupakan tautan palsu atau berisi konten berbahaya.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa perundungan adalah kejahatan serius yang dapat berdampak fatal bagi kesehatan mental seseorang.
Alih-alih memburu video sensitif, publik diharapkan untuk lebih fokus pada upaya mencari keadilan bagi korban dan mendukung langkah penegakan hukum agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Sumber: jabarekspres