Magelang – Mahasiswa Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta menunjukkan komitmen nyata dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Dusun Pule, Tegalrandu, Srumbung, Magelang, Rabu (10/9/2025). Melalui program “SALAKA RASA”, mahasiswa membimbing ibu rumah tangga dan pemudi setempat dalam produksi dan pemasaran selai salak khas desa. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan nilai ekonomi buah salak sekaligus membuka peluang wirausaha bagi masyarakat lokal. Seluruh proses, mulai dari praktik produksi hingga edukasi pemasaran, dijalankan langsung oleh mahasiswa sebagai narasumber dan pendamping.
Program KKN-T Kelompok 44 Universitas Alma Ata hadir sebagai bentuk nyata komitmen mahasiswa untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat. Dusun Pule dikenal memiliki potensi buah salak yang melimpah, namun sebagian besar belum diolah menjadi produk bernilai jual tinggi. Melihat peluang tersebut, mahasiswa merancang program “SALAKA RASA” yang menyasar ibu rumah tangga dan pemudi sebagai peserta utama.
Kegiatan berlangsung di rumah Kepala Dusun Pule dengan antusiasme tinggi dari peserta. Mahasiswa memandu seluruh proses produksi selai salak mulai dari pemilihan buah, pengolahan, hingga pengemasan. Mereka tidak hanya mendemonstrasikan teknik produksi, tetapi juga aktif mendampingi peserta agar mampu mempraktikkan langsung setiap tahap.
“Dusun Pule memiliki potensi besar melalui hasil salaknya. Program ini kami rancang agar masyarakat mampu mengolah buah salak menjadi produk siap jual. Komitmen kami adalah mendampingi masyarakat hingga mereka benar-benar memahami prosesnya,” ujar perwakilan mahasiswa KKN-T Kelompok 44.
Selain praktik, mahasiswa juga memberikan edukasi tentang strategi pemasaran. Peserta dibekali pengetahuan praktis untuk menjual selai salak melalui warung, pasar tradisional, maupun promosi online menggunakan media sosial. Tujuan edukasi ini adalah memastikan produk tidak hanya bisa dibuat, tetapi juga memiliki daya saing di pasaran.
Bagian yang paling dinantikan adalah sesi praktik. Para peserta, dengan bimbingan mahasiswa, mencoba membuat selai salak sendiri, mulai dari memotong dan merebus buah hingga pengemasan akhir. Mahasiswa memastikan setiap peserta mendapatkan pengalaman langsung, sekaligus menanamkan pemahaman bahwa kualitas dan kemasan yang menarik menjadi kunci pemasaran produk.
Kegiatan ditutup dengan pembagian hasil produksi kepada seluruh peserta. Langkah ini menjadi simbol kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat Dusun Pule, sekaligus bentuk apresiasi atas partisipasi ibu rumah tangga dan pemudi. Tokoh masyarakat setempat menyambut baik program ini, menilai bahwa inovasi sederhana ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membuka wawasan wirausaha bagi masyarakat desa.
Komitmen mahasiswa KKN-T Kelompok 44 tidak berhenti pada kegiatan sehari. Mereka berupaya meninggalkan jejak berkelanjutan dengan mendokumentasikan proses, memberikan panduan praktis, dan menumbuhkan kesadaran bahwa inovasi lokal bisa menjadi sumber penghasilan. Selai salak khas Dusun Pule diharapkan menjadi ikon kuliner desa sekaligus mendorong lahirnya wirausaha baru berbasis potensi lokal.
“Dengan semangat kolaborasi, kami percaya pemberdayaan bisa dimulai dari dapur sederhana. Inovasi kecil ini bisa menembus pasar lebih luas dan menginspirasi masyarakat untuk terus berkreasi,” tambah perwakilan mahasiswa.
Program “SALAKA RASA” membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar bersosialisasi, tetapi juga menanamkan komitmen nyata dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat Dusun Pule menjadi contoh bagaimana pendidikan tinggi bisa berdampak langsung bagi perkembangan desa.