Poltekkes Samarinda Adakan Pengabdian Masyarakat: Cegah PTM dan DBD melalui Edukasi Lapangan

Poltekkes Samarinda Adakan Pengabdian Masyarakat: Cegah PTM dan DBD melalui Edukasi Lapangan

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kalimantan Timur kembali menunjukkan komitmennya dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian masyarakat (pengadian) yang digelar oleh Jurusan Keperawatan di Kelurahan Lok Bahu, Samarinda. Program ini, yang telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut, menjadi desa binaan tetap Poltekkes untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat di tengah maraknya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes mellitus dan hipertensi, serta ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk. Kegiatan ini tidak hanya memenuhi tuntutan akademik, tapi juga memberikan dampak nyata bagi warga, sebagaimana dilaporkan pada Jumat, 4 Juli 2025, oleh Akbar Sopianto di https://poltekkessamarinda.org


Kelurahan Lok Bahu dipilih sebagai lokasi strategis karena rawan PTM dan DBD, dengan peningkatan kasus hingga 20 persen dalam dua tahun terakhir akibat perubahan pola hidup urban dan lingkungan yang lembab. Pengadian ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kaltim, yang turun langsung ke lapangan untuk edukasi pencegahan. Dwi Prihati Era, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners, menekankan urgensi kegiatan ini. “Untuk itu, pengabdian masyarakat ini perlu dilakukan. Selain melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, juga membantu dan mengatasi masyarakat agar terhindar penyakit berbahaya seperti diabetes dan terkena gigitan nyamuk DBD,” ujar Dwi Prihati, seperti dikutip dari Kaltim Post.

Kegiatan pengadian berlangsung secara berkala, dengan fokus pada pemeriksaan kesehatan dasar, penyuluhan gizi, dan simulasi pencegahan DBD. Mahasiswa Poltekkes, melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL), mendampingi warga dalam skrining tekanan darah dan gula darah untuk deteksi dini PTM, serta demo 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, plus Menabur larvasida) untuk lawan nyamuk Aedes aegypti. Di Lok Bahu, yang merupakan permukiman padat dengan 15.000 jiwa, program ini telah menjangkau 500 warga dalam dua tahun, dengan 30 persen ditemukan pra-diabetes yang langsung dirujuk ke puskesmas. “Kami ajak warga terapkan pola makan rendah gula dan garam, serta gerak fisik 30 menit sehari. Ini bukan sekali jadi, tapi kebiasaan berkelanjutan,” tambah Dwi Prihati.

Poltekkes Kaltim, melalui Jurusan Keperawatan, melihat pengadian ini sebagai jembatan antara teori dan praktik. Direktur Poltekkes Kaltim, Dr. M. H. Supriadi, B., S.Kp., M.Kep, menyatakan bahwa program ini selaras dengan visi Kementerian Kesehatan untuk UHC 95 persen. “Mahasiswa belajar langsung dinamika kesehatan masyarakat urban seperti Lok Bahu, sambil berkontribusi cegah PTM yang menyumbang 70 persen kematian di Indonesia,” katanya. Kolaborasi dengan Kelurahan Lok Bahu dan Puskesmas setempat memastikan keberlanjutan, dengan rencana workshop bulanan mulai 2026.

Dampak pengadian ini terasa: kasus DBD turun 15 persen di Lok Bahu sejak 2023, dan kesadaran PTM naik 40 persen melalui survei pasca-program. Warga seperti Ibu Siti (45 tahun) berbagi cerita: “Dulu saya abaikan tensi tinggi. Setelah edukasi Poltekkes, sekarang rutin olahraga dan makan sayur. Anak saya juga aman dari DBD berkat 3M.” Pengadian ini menjadi model untuk desa binaan lain di Samarinda, membuktikan bahwa pengabdian Poltekkes bukan hanya tugas, tapi panggilan untuk Samarinda sehat.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita