Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat, termasuk di lingkungan lembaga pemasyarakatan, melalui kegiatan skrining HIV dan Hepatitis bagi 35 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIB Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Kegiatan ini, yang berlangsung pada 25 Juni 2025, merupakan bagian dari upaya deteksi dini penyakit menular untuk memastikan kesehatan warga binaan dan mencegah penyebaran penyakit di lingkungan lapas. Kolaborasi ini melibatkan Poltekkes Kemenkes, Dinas Kesehatan setempat, dan petugas kesehatan Lapas Sekayu.
Menurut laporan dari indodaily.co, kegiatan ini diawali dengan penyuluhan kesehatan yang dipimpin oleh tim medis dari Poltekkes Kemenkes. Penyuluhan tersebut mencakup edukasi tentang HIV/AIDS dan Hepatitis, termasuk gejala, cara penularan, dan langkah pencegahannya. Setelah itu, warga binaan menjalani pemeriksaan kesehatan yang meliputi pengambilan sampel darah untuk tes HIV dan Hepatitis. Proses skrining dilakukan dengan mengutamakan privasi dan kenyamanan peserta, sesuai standar medis yang berlaku. Kepala Lapas Sekayu, Yosef Leonard Sihombing, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin untuk memastikan kesehatan warga binaan. “Skrining ini penting untuk deteksi dini. Jika ada yang terdeteksi positif, kami dapat segera memberikan perawatan yang diperlukan,” ujarnya.
Peran Poltekkes Kemenkes dalam kegiatan ini sangat signifikan, dengan melibatkan dosen dan mahasiswa untuk mendampingi proses skrining dan memberikan edukasi kesehatan. Dr. Anita Sari, koordinator tim Poltekkes, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran warga binaan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi. “Kami ingin warga binaan memahami pentingnya pencegahan penyakit menular, baik selama di lapas maupun setelah bebas nanti,” katanya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi mahasiswa Poltekkes untuk menerapkan ilmu kesehatan dalam situasi nyata.
Hasil skrining menunjukkan bahwa seluruh peserta dinyatakan negatif dari HIV dan Hepatitis, sebuah kabar baik yang mencerminkan efektivitas program kesehatan di Lapas Sekayu. Namun, pihak lapas dan Poltekkes Kemenkes Sekayu Kota berkomitmen untuk terus mengadakan skrining berkala guna memastikan lingkungan yang sehat. Kegiatan ini juga sejalan dengan program nasional untuk mendukung eliminasi Hepatitis C pada 2040, sebagaimana data nasional menunjukkan tingginya angka kesembuhan dengan pengobatan modern. Dengan adanya kolaborasi ini, Lapas Sekayu dan Poltekkes Kemenkes berharap dapat terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi warga binaan, menciptakan lingkungan yang sehat dan manusiawi.