![]() |
Asyrof pada Paris International Model United Nations (PIMUN) 2025 pada bulan Juni 2025 |
Muhammad Asyrof Al-Ghifari dilahirkan pada 5 Januari 2006 di RSUD Bengkalis yang berada di Kelapapati, Bengkalis, sebagai anak pertama dan putra satu-satunya dari dua bersaudara pasangan Muhammad Yahman, seorang guru, dan Rita Puspa Zakaria, seorang pegawai negeri sipil (sumber lain menyebutkan orangtuanya sebagai Syakrani Zakaria dan Rosnetti). Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Asy Syifa Kaila Saidah, seorang seniman. Kakek dan nenek dari pihak ibu Asyrof adalah Zakaria bin Muhammad Amin, seorang ulama yang merupakan generasi pertama ulama karismatik di Bengkalis, dan Siti Zainab binti Kimpal, seorang aktris yang populer di industri film Singapura pada akhir tahun 1940-an hingga awal tahun 1950-an. Paman dari pihak ibunya adalah Gamal Abdul Nasir Zakaria, seorang profesor madya dan dosen pendidikan Islam dan bahasa Arab di Institut Pendidikan Sultan Haji Hassanal Bolkiah Universiti Brunei Darussalam. Sedangkan bibi dari pihak ibu Asyrof adalah Zaharah Zakaria, seorang politikus yang menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Bengkalis dari Fraksi Karya Pembangunan. Ia merupakan keturunan dari Pangeran Diponegoro.
Asyrof memulai pendidikannya dengan bersekolah di TK Pertiwi Bengkalis dan melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Bengkalis dari tahun 2011 hingga 2017. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTS Negeri 1 Bengkalis dari tahun 2017 hingga 2020 dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di MA Negeri 1 Plus Keterampilan Bengkalis dari tahun 2020 hingga 2023. Setelah lulus dari MA Negeri 1 Plus Keterampilan Bengkalis, Asyrof melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) dengan mengambil program studi hukum pada tahun 2023 dan menjadikannya mahasiswa pertama asal Bengkalis yang menempuh pendidikan di fakultas tersebut.
Asyrof memulai kariernya dengan menyutradarai Zakaria: Pahlawan dalam Kenangan (2023), sebuah film dokumenter tentang kakeknya, yaitu Zakaria bin Muhammad Amin. Ia lalu memulai debut aktingnya dengan membintangi film horor Perempuan Pembawa Sial (2023) dengan peran kecil sebagai siswa dan kemudian bergabung dengan Teater Jaran Abang. Asyrof kemudian membintangi dua serial televisi, yaitu serial komedi romantis Keluarga Hitung-Hitungan (2024) dengan peran pendukung sebagai seorang pembeli dan pengunjung kafe serta dalam serial aksi thriller Zona Merah (2024) dengan peran kecil sebagai seorang warga kota. Pada tahun 2025, ia membintangi film drama supernatural Para Perasuk dengan peran kecil sebagai seorang pengunjung kafe.
Selain aktif berakting, Asyrof juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan akademik. Pada 2 hingga 5 Juni 2025, ia menjadi salah satu delegasi Indonesia pada Paris International Model United Nations (PIMUN) 2025, sebuah sidang simulasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan oleh Comité interuniversitaire des Nations unies de Paris (CINUP) sejak tahun 2011 dan merupakan konferensi tertua serta terbesar di Prancis yang diikuti oleh 400 peserta dari berbagai negara. Dalam konferensi tersebut, ia bertindak sebagai representatif dari negara Bangladesh dalam council United Nations Human Rights Council (UNHRC) dan mendiskusikan topik mengenai Human Rights Violations in The Context of Emerging Conflicts Over Water Scarcity bersama dengan 46 delegasi lain dari berbagai negara. Asyrof berhasil menjadi sorotan dalam council tersebut karena kemampuannya dalam menarik perhatian para delegasi lain serta para juri. (*)