Poltekkes Soroti Puluhan Kasus HIV/AIDS di Sawahlunto

Poltekkes Soroti Puluhan Kasus HIV/AIDS di Sawahlunto

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menghadapi tantangan serius dengan ditemukannya puluhan warga yang terdeteksi HIV/AIDS melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Dinas Kesehatan setempat. Berdasarkan laporan dari Posmetro Padang, hingga awal 2025, program ini mengidentifikasi sejumlah kasus HIV/AIDS di kalangan masyarakat, memicu kekhawatiran akan penyebaran virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Padang turut menyoroti isu ini dengan menggelar program edukasi, skrining lanjutan, dan pendampingan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di Sawahlunto.


Program CKG, yang dipusatkan di RSUD Sawahlunto, bertujuan mendeteksi dini penyakit tidak menular dan menular, termasuk HIV/AIDS. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sawahlunto, dr. Ranu Vera, puluhan warga yang terdeteksi positif HIV/AIDS menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tes sukarela (Voluntary Counseling and Testing/VCT) dan pengobatan antiretroviral (ARV). Poltekkes Padang, melalui keterlibatan mahasiswa dan dosen, memperkuat program ini dengan mengedukasi masyarakat tentang cara penularan HIV, seperti melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik tidak steril, dan transmisi dari ibu ke anak, serta menekankan bahwa HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti bersalaman.

Edukasi menjadi fokus utama Poltekkes untuk mengatasi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Mahasiswa Poltekkes menggelar penyuluhan di kelurahan, posyandu, dan sekolah, menjelaskan bahwa pengobatan ARV dapat membantu ODHA menjalani hidup normal dan menurunkan risiko penularan. Mereka juga mempromosikan perilaku hidup sehat, seperti penggunaan kondom dan kesetiaan pada pasangan, untuk mencegah penyebaran virus. “Stigma membuat banyak ODHA menyembunyikan kondisinya, padahal deteksi dini dan pengobatan tepat sangat penting,” ujar koordinator mahasiswa Poltekkes.

Selain edukasi, Poltekkes Sawahlunto mendukung skrining lanjutan di komunitas rentan, seperti kelompok dengan riwayat perilaku berisiko tinggi. Mahasiswa juga membantu pendampingan ODHA untuk memastikan kepatuhan terhadap pengobatan ARV, yang krusial untuk menekan jumlah virus hingga tidak terdeteksi, sesuai target nasional “fast track 90-90-90” menuju eliminasi HIV/AIDS pada 2030. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan manusiawi untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Wali Kota Sawahlunto mengapresiasi peran Poltekkes, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk mendukung kesehatan masyarakat. “Kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang mendukung ODHA tanpa diskriminasi,” katanya saat meninjau kegiatan penyuluhan. Dengan puluhan kasus yang terdeteksi, Poltekkes berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran, mendorong tes dini, dan memperkuat sistem kesehatan lokal untuk menangani HIV/AIDS, menuju Sawahlunto yang lebih sehat dan inklusif.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita