Poltekkes Kemenkes Ajak Masyarakat Bengkulu Utara Waspada DBD dengan Pencegahan Dini

Poltekkes Kemenkes Ajak Masyarakat Bengkulu Utara Waspada DBD dengan Pencegahan Dini

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bengkulu turut aktif mengkampanyekan pencegahan dini terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bengkulu Utara, seiring dengan meningkatnya kasus DBD yang dilaporkan pada awal 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Utara, hingga Februari 2025, tercatat 149 kasus DBD dengan satu kematian, yang menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam mendukung upaya pemerintah daerah, Poltekkes Kemenkes Bengkulu menggelar kegiatan penyuluhan dan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar DBD.


Kegiatan sosialisasi yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Bengkulu berfokus pada edukasi penerapan gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air, serta langkah tambahan seperti menaburkan bubuk abate dan menggunakan kelambu. “Musim hujan seperti sekarang menjadi waktu rawan bagi penyebaran DBD. Kami mengajak masyarakat untuk proaktif menjaga lingkungan, seperti menguras bak mandi minimal seminggu sekali dan memastikan tidak ada genangan air,” ujar salah satu dosen Poltekkes yang terlibat dalam kegiatan tersebut, sebagaimana dikutip dari penyuluhan di Bengkulu Utara pada 21 Februari 2025.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, Ns. Anik Khasyanti, S.Kep, M.H, menjelaskan bahwa dari 149 kasus DBD yang tercatat, Kecamatan Arga Makmur menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, yakni 39 kasus. Faktor utama penyebaran DBD adalah genangan air akibat curah hujan tinggi, yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Poltekkes Kemenkes Bengkulu, melalui tim pengabdian masyarakatnya, turut mendampingi kader kesehatan di desa-desa untuk memantau jentik nyamuk dan memberikan edukasi langsung ke rumah warga. Selain itu, Poltekkes juga mendukung Dinkes dalam memastikan fogging hanya dilakukan sesuai kebutuhan, karena fogging yang tidak tepat dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida.

Poltekkes Kemenkes Bengkulu Utara juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, atau munculnya bintik merah pada kulit. “Pencegahan dini adalah kunci, tetapi respons cepat terhadap gejala juga sangat penting untuk mencegah komplikasi,” tambah perwakilan Poltekkes. Dengan kolaborasi antara Poltekkes, Dinkes, dan masyarakat, diharapkan kasus DBD di Bengkulu Utara dapat ditekan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman penyakit ini.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita