Poltekkes Turun Tangan Atasi Rabies di Tanah Datar melalui Sosialisasi, Vaksinasi, dan Penjaringan Hewan Liar

Poltekkes Turun Tangan Atasi Rabies di Tanah Datar melalui Sosialisasi, Vaksinasi, dan Penjaringan Hewan Liar

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kasus rabies, penyakit virus mematikan yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, atau monyet, menjadi ancaman serius di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Penyakit yang disebabkan oleh virus Lyssavirus ini memiliki tingkat kematian hampir 100% pada manusia jika tidak ditangani segera, menjadikannya prioritas kesehatan masyarakat. Untuk menekan penyebaran rabies, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Padang meluncurkan program intervensi komprehensif di Tanah Datar, meliputi sosialisasi bahaya rabies, vaksinasi hewan peliharaan, dan penjaringan hewan liar di sejumlah wilayah rawan.


Program ini melibatkan ratusan mahasiswa semester akhir dari berbagai jurusan, didampingi dosen pembimbing, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan setempat. Sosialisasi menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Mahasiswa Poltekkes mengedukasi warga melalui penyuluhan di nagari-nagari, masjid, dan sekolah, menjelaskan gejala rabies seperti perilaku agresif pada hewan, air liur berlebih, dan ketakutan terhadap air. Masyarakat juga diajarkan pentingnya segera mencuci luka gigitan dengan sabun selama 15 menit dan mencari vaksin anti-rabies (VAR) di fasilitas kesehatan. “Banyak kasus rabies berawal dari kurangnya pengetahuan. Edukasi ini kunci untuk pencegahan,” ujar salah satu dosen pembimbing.

Vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, menjadi pilar utama program ini. Poltekkes, bersama tim veteriner, menyelenggarakan pos vaksinasi gratis di pasar, balai nagari, dan pemukiman padat penduduk. Vaksin rabies, yang efektif mencegah penularan virus, diberikan kepada ribuan hewan peliharaan. Mahasiswa juga memastikan pemilik hewan memahami pentingnya vaksinasi tahunan dan menjaga hewan peliharaan agar tidak berkeliaran bebas. Di Tanah Datar, anjing peliharaan yang tidak divaksinasi sering menjadi sumber penularan, sehingga program ini menargetkan cakupan vaksinasi hingga 70% dari populasi hewan rentan, sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penjaringan hewan liar, khususnya anjing liar, dilakukan untuk mengurangi risiko penularan di wilayah rawan seperti kecamatan Lintau Buo dan Sungayang. Tim Poltekkes, didukung petugas keamanan nagari, menggunakan metode manusiawi untuk menangkap hewan liar, yang kemudian divaksinasi atau disterilisasi jika memungkinkan. Hewan yang menunjukkan gejala rabies dievaluasi lebih lanjut oleh dokter hewan untuk mencegah penyebaran. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi populasi hewan liar, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem lokal.

Bupati  menyampaikan apresiasi atas kontribusi Poltekkes Tanah Datar, menekankan bahwa kolaborasi ini mendukung visi kabupaten bebas rabies pada 2030. “Kegiatan ini tidak hanya menyelamatkan nyawa manusia, tetapi juga melindungi hewan dan lingkungan,” katanya saat meninjau pos vaksinasi. Program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan interprofesional dan empati sosial. Dengan sosialisasi, vaksinasi, dan penjaringan hewan liar yang terkoordinasi, Poltekkes berharap Tanah Datar dapat terbebas dari ancaman rabies, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi masyarakat.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita