Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyoroti tingginya kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya di wilayah Kayu Agung, sebagai isu kesehatan masyarakat yang mendesak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan OKI yang dikutip Tribun Palembang (11/12/2024), sepanjang tahun 2024, sebanyak 1.647 warga OKI terjangkit TBC, dengan 132 orang dinyatakan sembuh dan 26 orang meninggal dunia. Angka ini menunjukkan tantangan besar dalam penanggulangan TBC di daerah tersebut, sekaligus menggarisbawahi perlunya intervensi terkoordinasi untuk mencapai target eliminasi TBC pada 2030.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan OKI, Iwan Setiawan, SKM, M.Kes, kasus TBC di Kayu Agung dan sekitarnya didominasi oleh laki-laki (55,2%) dibandingkan perempuan (44,8%). Faktor risiko seperti merokok, lingkungan padat penduduk, dan akses terbatas ke layanan kesehatan menjadi pemicu utama penyebaran penyakit ini. Poltekkes Kemenkes, sebagai institusi yang berfokus pada pengembangan tenaga kesehatan, menegaskan bahwa edukasi masyarakat dan peningkatan deteksi dini menjadi kunci utama. “TBC adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. Namun, tanpa kesadaran masyarakat dan sistem deteksi yang kuat, angka kasus akan terus meningkat,” ujar perwakilan Poltekkes Kemenkes.
Program edukasi yang digencarkan Poltekkes Kemenkes di Kayu Agung mencakup penyuluhan tentang gejala TBC, seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam ringan, dan penurunan berat badan, serta pentingnya pengobatan rutin selama minimal enam bulan. Mereka juga melatih kader kesehatan untuk menjadi Pengawas Minum Obat (PMO), memastikan pasien TBC tidak putus obat, yang dapat memicu resistensi obat (MDR-TBC). Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India, dengan estimasi 1,06 juta kasus pada 2023.
Selain edukasi, Poltekkes Kemenkes berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan OKI untuk memperluas akses pemeriksaan TBC di puskesmas dan rumah sakit. Pada 2024, OKI mencatat peningkatan deteksi kasus, dengan 1.647 kasus teridentifikasi, meskipun angka kesembuhan masih rendah (8%) dan kematian mencapai 1,6%. Upaya ini sejalan dengan target nasional untuk meningkatkan treatment coverage di atas 90% dan success rate pengobatan hingga 90%, sebagaimana diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Kayu Agung Kota juga mendorong keterlibatan lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil, untuk membangun kesadaran kolektif. Mereka menekankan pentingnya sanitasi yang baik, ventilasi rumah yang memadai, dan gaya hidup sehat untuk mencegah penularan TBC. Dengan komitmen kuat dari semua pihak, Poltekkes optimistis Kayu Agung dapat berkontribusi pada target eliminasi TBC 2030, menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.