Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Boyolali menggelar aksi solidaritas kepada peternak sapi perah dengan membeli susu dan membagikannya ke santri di Pondok Dawar, Mojosongo, Boyolali, Selasa (12/11/2024).
Ketua IDI Boyolali, Didik Suprapto, mengatakan kegiatan tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN). dalam kegiatan tersebut sekitar 400 liter susu segar diberikan kepada para santri di Pondok Dawar.
"Hal ini memang kami upayakan merespons ada sedikit aksi di Tugu Susu Tumpah terlihat susu sampai dibuang-buang. Hal itu menumbuhkan kepedulian kami," kata dia ditemui di Pondok Dawar, Selasa.
Ia menjelaskan IDI Boyolali memulai gerakan membeli susu langsung ke peternak asli Boyolali. Masing-masing dokter diminta membeli susu lima liter per orang.
Susu tersebut selain dikonsumsi untuk dokter sendiri tapi juga diberikan ke pesantren. Walaupun sudah ada informasi soal soal pencabutan pembatasan susu peternak lokal, IDI berharap gerakan membeli susu ke peternak dapat membantu penyerapan.
"Intinya kami mengadakan aksi beli susu di peternak Boyolali dengan tujuan membantu ke peternak. Walaupun ini belum bisa menyelesaikan solusi, tapi minimal kepedulian kami bisa membantu meringankan beban peternak sapi," kata dia.
Ia mengatakan rencananya kegiatan serupa tak hanya dilakukan sekali. Namun, nantinya akan dipetakan wilayah mana saja yang akan dikirimkan susu segar.
Pada gerakan perdana dipilih pondok pesantren (ponpes) dengan harapan agar para satri bisa lebih sehat dan hebat dengan pemenuhan gizi yaitu susu.
"Kami dari IDI, secara internal mengimbau membeli susu ke peternak setiap hari agar minum susu di Boyolali membudaya," jelasnya.
Sementara itu, ketua IIDI Boyolali, Suarni Neozilla, menjelaskan kegiatan pembelian susu lalu pembagian susu menjadi bagian bakti sosial organisasinya.
Ia menjelaskan dengan adanya peristiwa terbuangnya susu peternak Boyolali karena tidak terserap industri menggugah kepedulian. Padahal, menurutnya kualitas susu sapi Boyolali terbaik dan menjadi ikon kabupaten ini.
"Kalau ada yang terbuang gitu kok enggak patut, sedangkan ada anak-anak yang masih kurang gizi. Makanya kami antusias menggalakkan dan memberikan semangat agar susu tidak terbuang lagi," jelas dia.
Ia ingin IIDI Boyolali tidak ingin melepas tangan ketika melihat kejadian tersebut. Selanjutnya, Suarni menjelaskan kegiatan bakti sosial yang pernah dilakukan IIDI Boyolali yaitu pengiriman air bersih di wilayah kekeringan hingga pemberian bantuan ke orang yang membutuhkan.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Dawar, Lukman Al Hakim, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh IDI dan IIDI Boyolali. Ia berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat untuk menambah gizi dan nutrisi para 450-an santri baik putra maupun putri.
"Semoga ini bisa bermanfaat menambah barokah dan tidak hanya sekali ini. Terlebih ini ada momentum protes dari peternak, semoga kondisi bisa segera terkendali," jelas dia.
Ia berharap semua pihak bisa memberikan kontribusi dan merampungkan permasalahan yang ada di peternak sapi perah hingga pengepul susu.
"Sedikit banyak juga jemaah dari pesantren juga memelihara sapi perah. Dan mereka banyak bergantung dengan itu untuk kehidupan sehari-sehari," kata dia.
Informasi lebih lanjut tentang program dan kegiatan lainnya dapat diakses melalui situs resmi IDI Kabupaten Boyolali di idikabboyolali.org