Tim pengabdian masyarakat dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Padang, bekerja sama dengan masyarakat Kabupaten Solok, Sumatera Barat, berhasil mengembangkan inovasi pengolahan ikan bilih dari Danau Singkarak menjadi tepung ikan bernutrisi tinggi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat Kemitraan Masyarakat yang dilaksanakan pada Senin, 14 Oktober 2024. Program ini dipimpin oleh Nur Ahmad Habibi, S.Gz, M.P., bersama anggota tim Dr. Eva Yuniritha, S.SiT, M.Biomed., dan Zulkifli, SKM, M.Si. Inisiatif ini bertujuan memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung kesehatan masyarakat dan perekonomian daerah.
Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), spesies endemik Danau Singkarak, memiliki kandungan zinc yang sangat tinggi, mencapai 0,51 mg/kg, tertinggi di antara jenis ikan lainnya. Kandungan zinc ini menjadikan tepung ikan bilih sebagai sumber gizi penting untuk mencegah stunting dan malnutrisi, terutama pada anak-anak. Melalui program ini, Poltekkes Kemenkes Padang, yang juga memiliki kampus di Solok, berupaya mengedukasi masyarakat tentang pengolahan ikan bilih menjadi produk bernilai tinggi. Proses pengolahan melibatkan teknik higienis dan modern untuk menjaga kualitas gizi produk.
Nur Ahmad Habibi menjelaskan bahwa tepung ikan bilih berpotensi menjadi bahan dasar berbagai produk pangan, seperti biskuit, mie, dan roti, yang kaya nutrisi. “Dengan mengembangkan produk ini hingga ke tingkat industri, kami berharap tepung ikan bilih dapat meningkatkan nilai ekonomi ikan bilih dan mendukung ketahanan pangan,” ujarnya. Sinergi ini juga mendapat dukungan penuh dari Camat Kecamatan Junjung Sirih, Neni Amalia, S.TP, yang mengapresiasi kolaboraasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk kesejahteraan bersama.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Solok. Dengan rencana hilirisasi, tepung ikan bilih dapat menembus pasar industri pangan dan kesehatan, menciptakan produk lokal berkualitas tinggi yang kompetitif. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi, seperti yang dijalankan Poltekkes Kemenkes Solok, dapat berkontribusi langsung pada pembangunan masyarakat melalui inovasi dan pemberdayaan. Ke depan, kolaborasi ini diharapkan terus berkembang, memperkuat posisi ikan bilih sebagai aset lokal yang mendukung kesehatan dan ekonomi masyarakat Solok serta Sumatera Barat secara keseluruhan.