Ngeri! Eks Presiden Bolivia Ditembak, 14 Peluru Tembus Mobil

Ngeri! Eks Presiden Bolivia Ditembak, 14 Peluru Tembus Mobil

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan presiden Bolivia, Evo Morales, mendapat serangan penembakan Minggu waktu setempat. Orang-orang bersenjata mencoba membunuhnya dengan mengarahkan senjata ke mobil yang sedang ia tumpangi.
Morales sendiri selamat dalam penyerangan itu. Namun, supirnya terluka saat penyerang dengan wajah tertutup menembak ke kendaraannya yang dalam sebuah perjalanan guna wawancara dengan stasiun radio di kota Cochambamba.

"Mobil yang saya tumpangi memiliki 14 lubang peluru," kata Morales.

"Ini sudah direncanakan. Idenya adalah untuk membunuh Evo," tegasnya.

Stasiun radio yang mewawancarai Morales Kawsachun Coca, juga merilis video yang dikatakannya adalah truk pikap berisi peluru yang ditumpangi Morales. Kaca depannya memiliki tiga lubang peluru dan kepala pengemudinya berlumuran darah.

Morales sendiri menyalahkan pemimpin saat ini, Presiden Luis Arce. Arce dulunya adalah mantan sekutu dan menteri kabinetnya, namun belakangan berselisih dengannya.

"Lucho telah menghancurkan Bolivia dan sekarang dia ingin menghilangkan proses kami dengan membunuh Evo," ujar Morales lagi menggunakan nama panggilan Presiden.

"Untungnya, nyawa saya terselamatkan," ujarnya.

Dalam update di media sosial (medsos) X, Morale pun mengatakan telah mengajukan pengaduan ke Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, yang berbasis di Kosta Rika. Ia secara resmi menuding agen pemerintah dibalik upaya pembunuhannya.

Sementara itu, Presiden Arce telah memerintahkan penyelidikan segera dan menyeluruh untuk mengklarifikasi fakta seputar dugaan penyerangan Morales. Sebelumnya Arce sempat merombak kepemimpinan militer sebagai bagian dari apa yang disebutnyaupaya untuk memulihkan ketertiban, Sabtu.

"Setiap praktik kekerasan dalam politik harus dikutuk dan diklarifikasi," tambah Arce.

Morales adalah mantan petani koka yang kini berusia 65 tahun. Ia menjabat sebagai presiden dari tahun 2006 hingga 2019 dan sangat populer di negara Andes tersebut.

Namun ia terjungkal akibat mencoba melanggar konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat. Dia terpaksa mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan dari militer menyusul pemilu yang ditandai dengan tuduhan penipuan, dan melarikan diri ke Meksiko.

Morales kembali ke Bolivia pada tahun 2020 untuk mencari kebangkitan politik. Dia dan Arce sama-sama bersaing untuk mendapatkan nominasi dari partai berkuasa MAS pada pemilihan presiden Agustus 2025, meskipun Morales secara hukum dilarang mencalonkan diri lagi.

Morales kini sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan dan penyelundupan manusia atas dugaan hubungan seksualnya dengan seorang anggota pengawal pemuda politiknya yang berusia 15 tahun pada tahun 2015. Pendukung Morales telah melakukan protes dengan memblokir jalan-jalan utama di seluruh negeri selama dua minggu.

Di sisi lain, seorang anggota parlemen yang dekat dengan Morales, Anyelo Cespedes, mengatakan bahwa setelah penembakan Minggu dia melihat video sebuah helikopter meninggalkan bandara Cochabamba dengan enam orang di dalamnya.

"Kami tidak tahu pasti apakah mereka militer atau polisi, tapi yang sebenarnya ingin mereka lakukan hanyalah membunuh Evo Morales," katanya kepada AFP.

"Kemarin mereka merombak kepemimpinan militer dan hari ini mereka mencoba membunuh Evo Morales," tambahnya.

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita