Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Kesehatan Lingkungan (Kesling) Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Padang melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan tuberkulosis (TBC) di SMAN 2 Solok, Sumatera Barat, pada Selasa, 29 Oktober 2024. Kegiatan ini dipimpin oleh Dosen Kesling, Rahmi Hidayanti, S.KM., M.Kes., bersama tim dosen lainnya, yaitu Neni Fitra Hayati, S.ST., M.Kes., dan Yulfa Oktariani, S.KM., M.Sc. Fokus utama program ini adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pencegahan TBC melalui edukasi berbasis lingkungan sehat.
Kegiatan ini menargetkan siswa kelas X SMAN 2 Solok, dengan melibatkan penyuluhan tentang penyebab, gejala, dan langkah pencegahan TBC. Rahmi Hidayanti menjelaskan bahwa TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyakit menular yang menyebar melalui udara, terutama di lingkungan dengan ventilasi buruk. “Edukasi ini bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan untuk menjaga kesehatan lingkungan, seperti memastikan ventilasi yang baik dan kebiasaan hidup bersih,” ujarnya. Selain penyuluhan, tim juga membagikan leaflet informatif dan memasang poster edukasi di sekolah untuk memperkuat pemahaman siswa.
Kepala SMAN 2 Solok, Weni Triastuti, S.Pd., menyambut baik kegiatan ini, mengapresiasi peran Poltekkes Kemenkes Padang dalam membina generasi muda yang peduli kesehatan. Ia berharap edukasi ini meningkatkan kesadaran siswa untuk menerapkan pola hidup sehat dan mencegah penularan TBC di lingkungan sekolah dan rumah. Kegiatan ini juga melibatkan sesi interaktif, termasuk kuis berhadiah dan simulasi etika batuk, yang membuat siswa antusias dan lebih mudah memahami materi.
Program ini sejalan dengan upaya nasional menekan angka kasus TBC, yang menurut Global Tuberculosis Report 2024 mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia, dengan 1,09 juta kasus baru setiap tahun.
Jurusan Kesling Poltekkes Kemenkes Padang, yang memiliki kampus di Solok dan Bukittinggi, terus berkomitmen mendukung kesehatan masyarakat melalui pengabdian berbasis edukasi. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal membentuk lingkungan sekolah peduli TBC, dengan siswa sebagai agen perubahan dalam komunitas mereka.