GELORA.CO - Drone atau pesawat tak berawak Ukraina mennyerang gudang bahan bakar Rusia di Kota Proletarsk, di bagian selatan. Akibatnya pihak berwenang di kota Proletarsk, Rusia selatan, memberlakukan keadaan darurat pada Senin, 19 Agustus 2024.
Kondisi darurat diumumkan saat petugas pemadam kebakaran berjuang selama lebih dari 24 jam untuk memadamkan api di fasilitas minyak yang terkena serangan pesawat tak berawak Ukraina. Rusia mengatakan Ukraina menyerang gudang penyimpanan bahan bakar di kota berpenduduk 20.000 orang di wilayah selatan Rostov itu pada Minggu pagi. Kebakaran masih berkobar hingga kemarin.
Gubernur setempat Vasily Golubev mengatakan pemadaman api masih berlangsung pada Senin. Sebanyak 18 petugas pemadam kebakaran terluka saat memadamkan api.
“Mengingat sulitnya penanggulangan kebakaran di distrik Proletarsk, status siaga tinggi telah diubah menjadi status darurat,” katanya di Telegram. Ia menambahkan bahwa kekuatan dan sarana untuk memadamkan api telah ditingkatkan.
Golubev mengatakan empat petugas pemadam kebakaran mengalami luka bakar sedang hingga parah. Ia telah memerintahkan lebih banyak petugas medis untuk pergi ke Proletarsk.
Media pemerintah Rusia mengutip pernyataan pemerintah kota setempat bahwa kebakaran tidak akan menyebar ke kawasan permukiman. Warga juga diminta tidak panik. Video di media sosial menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul ke udara pada malam hari.
Proletarsk terletak sekitar 200 kilometer (120 mil) dari perbatasan Ukraina. Sejak 6 Agustus 2024, Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk Rusia. Serangan dilakukan di infrastruktur minyak Rusia selama lebih dari setahun.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu sebagai balasan yang adil atas serangan Moskow terhadap negaranya.
Meski menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari Ukraina, Rusia belum bersedia berdamai. Ajudan presiden Rusia Yuri Ushakov mengatakan pada Senin, bahwa Moskow belum siap mengingat serangan Kyiv terhadap wilayah Kursk.
Ushakov menyampaikan komentar tersebut dalam sebuah pernyataan video yang disiarkan oleh kantor berita SHOT. "Pada tahap ini, mengingat usaha ini (Kursk), kami tidak akan berbicara," kata Ushakov.
Ketika ditanya apakah usulan perundingan damai yang diajukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juni kini tidak lagi dibahas, Ushakov mengatakan tidak. "Tidak, usulan-usulan itu belum dibatalkan. Namun pada titik ini, tentu saja, sama sekali tidak pantas untuk memasuki proses negosiasi apa pun," kata Ushakov.
Putin pada bulan Juni mengatakan bahwa Rusia akan mengakhiri perang di Ukraina hanya jika Kyiv setuju untuk membatalkan ambisinya menjadi anggota NATO. Putin juga menuntut Ukraina menyerahkan empat provinsi yang diklaim oleh Moskow. Tuntutan ini ditolak oleh Ukraina.
Sumber: duniatempo