Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, melalui laman resmi Antara News, mengingatkan masyarakat untuk menghindari konsumsi air sungai sebagai langkah pencegahan penyakit diare, terutama di musim kemarau. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Sumatera Selatan turut mendukung imbauan ini dengan mengedepankan edukasi kesehatan kepada warga Batu Raja, OKI, guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan air konsumsi. Pada 2024, Dinkes OKU mencatat 2.561 kasus diare, menunjukkan bahwa ancaman penyakit ini masih signifikan, terutama di daerah yang mengandalkan sumber air sungai.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes OKU, Andi Prapto, menjelaskan bahwa air sungai sering kali tercemar oleh bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti mual, muntah, dan diare. “Jika terpaksa menggunakan air sungai, masyarakat harus memasaknya hingga mendidih pada suhu 100 derajat Celsius untuk membunuh bakteri berbahaya,” ujar Andi. Namun, Poltekkes Sumsel menegaskan bahwa langkah terbaik adalah beralih ke sumber air bersih, seperti air kemasan atau sumur bor yang terjamin kualitasnya, untuk mencegah risiko kesehatan jangka panjang.
Poltekkes Sumsel, melalui Direktur Dr. Hj. Siti Aisyah, M.Kes, menggarisbawahi pentingnya penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. “Kami mendorong masyarakat Baturaja untuk tidak hanya menghindari air sungai, tetapi juga memastikan sanitasi lingkungan yang baik, seperti tidak membuang air besar sembarangan di sungai,” katanya. Edukasi ini disampaikan melalui tenaga kesehatan di puskesmas setempat, yang bekerja sama dengan mahasiswa Poltekkes untuk melakukan penyuluhan langsung ke masyarakat.
Warga Baturaja menyambut baik imbauan ini. Salah seorang ibu rumah tangga, Sari, mengaku kini lebih berhati-hati dalam memilih air untuk keluarganya. “Dulu kami sering pakai air sungai untuk masak, tapi setelah tahu risikonya, kami beralih ke air galon,” ujarnya. Poltekkes juga menyoroti bahwa krisis air bersih, terutama di musim kemarau, sering memaksa masyarakat menggunakan air sungai yang rentan tercemar. Untuk itu, kolaborasi dengan pemerintah daerah diperlukan untuk menyediakan akses air bersih yang lebih merata.
Melalui sosialisasi dan kerja sama lintas sektor, Poltekkes Baturaja berkomitmen mendukung OKI bebas diare dengan memperkuat edukasi dan infrastruktur sanitasi. Imbauan ini menjadi pengingat bahwa kesehatan masyarakat dimulai dari kebiasaan sederhana, seperti memilih sumber air yang aman dan menjaga lingkungan tetap bersih.