Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) menjadi salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian serius, terutama karena anak-anak sekolah merupakan kelompok rentan terhadap risiko keamanan pangan. Poltekkes Pulau Punjung Kota, sebagai institusi pendidikan kesehatan ternama, mengambil peran aktif dalam upaya edukasi dan pengawasan jajanan anak sekolah untuk memastikan generasi muda mendapatkan asupan pangan yang aman, sehat, dan bergizi. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan melindungi kesehatan anak, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan.
Jajanan anak sekolah sering kali menjadi pilihan utama anak-anak karena praktis dan menarik, namun tidak jarang mengandung bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin B, atau methanil yellow. Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2019, sekitar 40-45% jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, alergi, hingga keracunan. Oleh karena itu, Poltekkes Pulau Punjung Kota menyelenggarakan program edukasi dan pengawasan yang melibatkan mahasiswa, dosen, serta komunitas sekolah untuk menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat.
Program edukasi yang dilakukan Poltekkes Pulau Punjung Kota mencakup penyuluhan kepada siswa, guru, orang tua, dan pengelola kantin sekolah. Melalui metode ceramah, diskusi, dan media interaktif seperti video, poster, dan permainan edukatif, Poltekkes mengenalkan konsep “5 Kunci Keamanan Pangan” serta cara memilih jajanan sehat. Siswa diajarkan untuk menghindari jajanan dengan warna mencolok, memeriksa kemasan, dan memilih makanan yang telah dimasak dengan baik. Sementara itu, pengelola kantin diberikan pelatihan tentang higiene dan sanitasi dalam pengolahan makanan untuk mencegah kontaminasi.
Selain edukasi, Poltekkes Pulau Punjung Kota juga aktif dalam pengawasan keamanan pangan di lingkungan sekolah. Kegiatan ini melibatkan pengambilan sampel jajanan secara acak untuk diuji di laboratorium guna mendeteksi bahan berbahaya. Hasil uji yang aman diberi tanda stiker sebagai jaminan keamanan, sementara produk yang tidak memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan edukasi kepada pedagang dan koordinasi dengan pihak sekolah. Pendekatan ini terbukti efektif, seperti yang ditunjukkan oleh kegiatan serupa di berbagai daerah, di mana hasil uji menunjukkan banyak jajanan aman setelah intervensi edukasi dan pengawasan.
Inisiatif Poltekkes Pulau Punjung Kota ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keamanan pangan, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas sekolah. Dengan melibatkan berbagai pihak, Poltekkes berupaya menciptakan ekosistem pangan sekolah yang mendukung kesehatan dan perkembangan anak. Ke depannya, diharapkan program ini dapat diperluas ke lebih banyak sekolah untuk mewujudkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif.