Poltekkes Padang Berikan Perhatian Khusus untuk Bayi Pengidap Anencephaly di Kabupaten Sijunjung

Poltekkes Padang Berikan Perhatian Khusus untuk Bayi Pengidap Anencephaly di Kabupaten Sijunjung

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, menghadapi tantangan serius dengan adanya kasus bayi yang mengidap anencephaly, sebuah kelainan bawaan langka yang menyebabkan bayi lahir tanpa sebagian besar otak dan tengkorak. Berdasarkan laporan dari Padek Jawapos, seorang bayi berusia tujuh bulan bernama Muhammad Alfarizi, anak dari pasangan Fikri dan Reni Marlina di Nagari Tanjung, Kecamatan Tanjung Gadang, menjadi salah satu kasus yang membutuhkan perhatian mendesak. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Padang turut bergerak memberikan dukungan melalui edukasi, konseling, dan pendampingan bagi keluarga serta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang anencephaly.


Anencephaly, yang termasuk dalam cacat tabung saraf (neural tube defect), terjadi akibat kegagalan penutupan tabung saraf pada minggu ketiga atau keempat kehamilan, menyebabkan otak dan tengkorak tidak terbentuk sempurna. Bayi dengan kondisi ini sering kali hanya bertahan beberapa jam atau hari setelah lahir, dan banyak yang mengalami keguguran. Poltekkes Padang, melalui tim mahasiswa dan dosen, menggelar penyuluhan di nagari-nagari Sijunjung untuk mengedukasi masyarakat tentang faktor risiko anencephaly, seperti kekurangan asam folat, diabetes ibu, obesitas, atau paparan suhu tinggi selama kehamilan awal. “Pencegahan melalui asupan asam folat 400-600 mikrogram per hari sebelum dan selama kehamilan sangat penting,” ujar seorang dosen Poltekkes.

Dalam kasus Muhammad Alfarizi, Poltekkes bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sijunjung dan puskesmas setempat untuk memberikan konseling psikologis kepada keluarga. Kondisi Alfarizi, yang membutuhkan perawatan intensif dan sering kejang, menambah beban emosional dan finansial bagi keluarga yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Poltekkes Sijunjung Kab juga memfasilitasi skrining antenatal di komunitas untuk deteksi dini anencephaly melalui ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan alfa-fetoprotein, meskipun dalam kasus Alfarizi, kelainan ini baru terdeteksi setelah kelahiran. Konseling genetik disarankan untuk membantu keluarga memahami risiko kekambuhan pada kehamilan berikutnya.

Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Poltekkes, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mendukung keluarga terdampak melalui bantuan sosial dan akses layanan kesehatan. “Kami berharap perhatian ini meringankan beban keluarga dan meningkatkan kesadaran masyarakat,” katanya. Poltekkes juga mengajak kader posyandu untuk mempromosikan pemeriksaan kehamilan rutin dan konsumsi makanan kaya asam folat, seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan.

Program ini menjadi wujud nyata komitmen Poltekkes dalam menangani isu kesehatan masyarakat, sekaligus memberikan pengalaman lapangan bagi mahasiswa. Dengan pendekatan edukasi, konseling, dan kolaborasi lintas sektor, Poltekkes berharap dapat mengurangi dampak anencephaly di Sijunjung, baik melalui pencegahan maupun dukungan bagi keluarga terdampak, menuju masyarakat yang lebih sehat dan berpengetahuan.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita