GELORA.CO - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengusulkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita naik sebesar Rp 1.500 menjadi Rp 15.500. Alasannya, kata dia, harga minyak goreng rakyat itu harus menyesuaikan nilai Rupiah yang sudah merosot hingga Rp 16.344.
“Dulu kan Rupiah 14.500 (per dolar AS), sekarang sudah Rp 16.000. Nanti khawatir kalau enggak disesuaikan, ekspornya jauh beda angkanya, nanti kita kewalahan,” ujar dia saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Juni 2024.
Selain nilai Rupiah, Zulhas mengatakan harga minyak goreng menyesuaikan harga bahan pokok lainnya, seperti beras. Dia menyebut, harga beras di pasar sudah menyentuh angka Rp 12.500, atau naik sebesar Rp 1.609. “Memang sudah saatnya MinyaKita,” kata dia.
Ketua Umum PAN itu mengatakan, dia akan mengusulkan kenaikan harga sebesar Rp 1.500 itu dalam rapat. Namun bila Kementerian Perdagangan bisa memutuskan sendiri, dia akan langsung memutuskan kebijakan itu. Meski begitu, dia memastikan Domestic Market Obligation (DMO) tetap.
Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri Kemendag, Isy Karim mengatakan kenaikan HET sedang dihitung dan menunggu persetujuan Kementerian dan Lembaga lain. Kenaikan menghitung pengolahan, pembentukan harga hingga pemasaran dan logistik. "Minggu ini masih akan rapat bersama," ujarnya di Jakarta Timur, Selasa 28 Mei 2024.
Isy mengatakan pemerintah mempertimbangkan beberapa komponen seperti dampak kenaikan harga terhadap inflasi dan daya beli. Selain itu, dipertimbangkan pula ongkos produksi agar pelaku usaha mendapatkan untung yang wajar. Ia berharap kenaikan HET Minyakita tidak memberatkan karena itu perlu penghitungan yang cermat.
Saat ini banyak pedagang yang menjual Minyakita di atas HET. Hal itu juga diakui Isy. "Rata-rata nasional harga Minyakita saat ini sebesar Rp 15.000 per liter," ujarnya.
Sumber: tempo