Poltekkes Kemenkes Turut Aktif Sukseskan Audit Kasus Stunting di Rejang Lebong

Poltekkes Kemenkes Turut Aktif Sukseskan Audit Kasus Stunting di Rejang Lebong

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Rejang Lebong, Bengkulu – Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bengkulu Kampus B Curup menunjukkan komitmennya dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong. Melalui partisipasi aktif dalam berbagai program, termasuk kegiatan audit kasus stunting yang diselenggarakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2024, Poltekkes Kemenkes berperan penting dalam upaya menekan prevalensi stunting yang menjadi isu nasional. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi lintas sektor untuk mengidentifikasi penyebab stunting, mengevaluasi efektivitas program, serta merumuskan solusi yang tepat guna mencegah kasus serupa di masa depan.

Poltekkes Kemenkes Turut Aktif Sukseskan Audit Kasus Stunting di Rejang Lebong

Pada pertemuan audit kasus stunting yang berlangsung di Aula Hotel Golden Rich 88 Curup pada 19 November 2024, Poltekkes Kemenkes Bengkulu turut hadir bersama stakeholders lain seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Tim Pakar Audit Kasus Stunting, serta berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kegiatan yang dibuka oleh Asisten II Setda Rejang Lebong, Dr. H. Asli Samin, S.Kep, M.Kes, ini bertujuan untuk menganalisis data stunting, mengevaluasi tindak lanjut penanganan, dan memberikan rekomendasi untuk intervensi yang lebih efektif. “Audit kasus stunting adalah langkah strategis untuk mencari akar permasalahan dan mencegah kejadian serupa,” ujar Asli Samin, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mencapai target penurunan stunting hingga 14% sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Peran Poltekkes Kemenkes dalam penanganan stunting di Rejang Lebong tidak hanya terbatas pada audit, tetapi juga melalui program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan sejak 2023. Menurut Chandra Buana, Penanggung Jawab Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Kampus B Curup, institusi ini berkontribusi melalui edukasi gizi, pendampingan kesehatan, dan pelatihan kader stunting, khususnya di Kecamatan Curup Tengah. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan kader-kader lokal yang mampu mendukung penanganan stunting secara berkelanjutan. “Kami ingin memberikan sumbangsih nyata dalam percepatan penurunan stunting, tidak hanya di Rejang Lebong, tetapi juga sebagai bagian dari solusi masalah nasional,” ungkap Chandra.

Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka stunting di Rejang Lebong berada di 20,2%, namun naik menjadi 28,6% pada 2023, menjadikannya tertinggi di Provinsi Bengkulu. Meski demikian, keberhasilan Rejang Lebong menurunkan angka stunting dari 26% pada 2021 menjadi 15,65% pada 2023 mendapat apresiasi berupa insentif fiskal Rp5,7 miliar dari pemerintah pusat. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi berbagai pihak, termasuk Poltekkes Kemenkes, yang terus mendorong edukasi dan intervensi gizi. Kegiatan audit menjadi langkah krusial untuk memastikan data yang akurat dan intervensi yang tepat sasaran, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) dan pemantauan pertumbuhan anak melalui posyandu.

Dengan semangat kolaborasi, Poltekkes Kemenkes Rejang Lebong berkomitmen untuk terus mendukung TPPS Rejang Lebong. Diharapkan, melalui kerja sama lintas sektor, prevalensi stunting dapat terus ditekan, mewujudkan generasi Rejang Lebong yang sehat dan bebas stunting.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita