Poltekkes Kemenkes Turut Atasi KLB Diare di Pesisir Selatan

Poltekkes Kemenkes Turut Atasi KLB Diare di Pesisir Selatan

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, baru-baru ini menghadapi situasi darurat akibat Kejadian Luar Biasa (KLB) diare yang merebak sejak akhir April 2024. Berdasarkan laporan dari https://reportaseinvestigasi.com/kasus-klb-diare-di-kabupaten-pesisir-selatan-melandai/, hingga 8 Mei 2024, tercatat 238 kasus diare dengan 62 persen di antaranya menyerang anak usia 0-5 tahun. Tragisnya, lima balita meninggal dunia, sementara 152 orang telah sembuh, 65 orang masih dirawat, dan sisanya menjalani rawat jalan. Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Sutera, khususnya di kampung Lansano, Taratak, Pasa Surantiah, dan Gunung Malelo. Dalam upaya penanganan, Poltekkes Kemenkes turut berpartisipasi aktif bersama berbagai pihak untuk menekan angka kasus dan mencegah dampak lebih luas.


Poltekkes Kemenkes, sebagai institusi pendidikan kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan, berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, tim gerak cepat Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Laboratorium Universitas Andalas (Unand), Labkesda Provinsi, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Peran Poltekkes Kemenkes terutama terlihat dalam penyuluhan kesehatan dan edukasi masyarakat. Mereka membantu menyebarkan informasi penting melalui berbagai media, seperti pentingnya memasak air hingga mendidih sebelum dikonsumsi, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga kebersihan lingkungan untuk memutus rantai penyebaran bakteri.

Penyebab utama KLB diare ini adalah tingginya kandungan bakteri Escherichia coli (E. coli) di sumber air yang digunakan warga. Berdasarkan hasil penelitian Laboratorium Universitas Andalas, sumber air di wilayah tersebut terkontaminasi, terutama pasca-bencana banjir dan longsor pada Maret 2024. Warga masih diizinkan mengambil air dari sumber tersebut, namun dengan syarat harus dimasak hingga mendidih selama 10-15 menit untuk membunuh bakteri. Poltekkes Kemenkes juga mendukung pemeriksaan kualitas air dengan memberikan tenaga ahli untuk analisis laboratorium, memastikan langkah pencegahan berbasis data yang akurat.

Selain itu, Poltekkes Kemenkes terlibat dalam pendampingan langsung di lapangan, terutama di Puskesmas Surantih yang menjadi pusat penanganan pasien. Mereka membantu tim medis dalam tatalaksana pasien, seperti pemberian cairan rehidrasi dan edukasi kepada keluarga pasien untuk segera membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan. Upaya ini penting karena banyak warga yang awalnya enggan berobat, sehingga kasus dehidrasi berat sering terlambat ditangani.
Berkat kerja sama berbagai pihak, termasuk Poltekkes Kemenkes Pesisir Selatan, kasus KLB diare mulai melandai per 13 Mei 2024, dengan tingkat kesembuhan mencapai 88,73% dari total 355 kasus. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi lintas sektor dapat efektif mengatasi krisis kesehatan masyarakat.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita