GELORA.CO - Seorang mantan pejabat Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA, mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan tentang keajaiban malam Lailatul Qadar.
Peristiwa itu kemudian membawanya menjadi seorang Muslim setelah berikat dengan mengucapkan kalimat syahadat.
Kisah ini dialami oleh Carner mantan pejabat NASA yang dipecat tak lama setelah menjadi mualaf.
Lantas seperti apa kisahnya saat mendapat hidayah Allah?
Dikutip dari tayangan YouTube SAHABAT BELAJAR, Carner merupakan seorang pakar di bidang astronomi dan astrofisika. Ia telah bekerja di NASA selama lebih dari 10 tahun.
"Saya sangat bangga dengan pekerjaan saya, karena saya merasa bisa memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan kemajuan manusia. Saya juga sangat tertarik dengan fenomena-fenomena langit yang menakjubkan, seperti bintang, planet, galaksi dan lain-lain," tuturnya.
Carner mengaku, salah satu fenomena langit yang paling ia sukai adalah malam Lailatul Qadar. Umat Islam percaya, itu adalah adalah malam yang lebih baik dari 1.000 bulan, dan terjadi pada saat Ramadan.
"Saat itu saya melihat sesuatu yang sangat aneh di langit. Saya melihat bahwa langit tidak berbintang, tetapi terlihat terang. Saya juga merasakan udara yang sangat sejuk dan nyaman," tuturnya.
Carner merasa ada sesuatu yang berbeda dengan malam itu.
"Saya penasaran apa yang sedang terjadi. Saya kemudian mencari tahu apa yang terjadi dengan malam itu, saya menemukan bahwa setiap hari ada 10 bintang dan 20.000 meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali pada malam itu," ujarnya.
Menurut dia, malam itu tidak ada bintang dan meteor yang jatuh.
"Saya juga menemukan bahwa malam itu terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Saya heran, apa hubungannya malam itu dengan bulan Ramadan," kata Carner.
Penasaran, ia kemudian menggunakan teleskop canggih yang bisa menangkap gambar-gambar langit dengan resolusi tinggi.
"Saya berharap bisa melihat sesuatu yang menarik dan berharga dari malam itu, namun apa yang saya lihat di layar teleskop saya membuat saya terkejut dan takjub," katanya.
"Saya melihat cahaya yang sangat terang dan indah yang berasal dari arah Ka'bah yang terletak di Mekah. Cahaya itu tampak berbeda dari bintang-bintang atau planet-planet lainnya, cahaya itu tampak seperti sebuah sinar laser yang menghubungkan Ka'bah ke langit," ujarnya.
Awalnya Carner tidak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.
"Saya pikir ini adalah kesalahan teknis atau halusinasi. Saya mencoba mengatur ulang teleskop saya dan memeriksa kembali data yang saya dapatkan, namun hasilnya tetap sama, cahaya itu masih ada dan tidak berubah."
"Saya merasa bingung dan penasaran. Saya ingin mengetahui apa yang terjadi dan apa arti dari cahaya itu saya kemudian mencari tahu tentang malam Lailatul Qadar dan Ka'bah dari sumber-sumber Islam," sambungnya.
Carner kemudian menemui salah satu rekannya yang seorang Muslim untuk menemukan jawaban atas rasa penasarannya itu.
"Rekan kerja saya menjelaskan, bahwa malam itu adalah malam Lailatul Qadar, malam yang sangat mulia dan berkah bagi umat Islam. rekan kerja saya juga membacakan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan malam Lailatul Qadar," jelasnya.
Carner pun tak kuasa menutupi kekagumannya ketika mendengar sederet penjelasan dalam ayat suci Alquran.
"Saya terkejut, ternyata Alquran telah menyebutkan tentang malam Lailatul Qadar sejak 14 abad yang lalu. Sedangkan ilmu pengetahuan baru menemukannya belakangan, saya merasa terkejut dan terpesona dengan kebenaran Alquran dan keagungan Allah."
Sejak saat itulah, Carner menyadari bahwa Alquran adalah kitab suci yang berisi fakta-fakta ilmiah yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.
"Saya juga menyadari bahwa Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia yang bisa memberikan kedamaian dan kebahagiaan, pada siapa saja yang mau mengikutinya."
Tanpa ragu-ragu, Carner kemudian memantapkan diri untuk bersyahadat, menjadi seorang mualaf dan masuk Islam.
"Saya memutuskan untuk masuk Islam dan mengucapkan syahadat. Saya merasa sangat bahagia dan lega. Saya merasa telah menemukan tujuan hidup saya yang sebenarnya. Saya merasa telah mendapatkan hidayah dan rahmat dari Allah," katanya.
Namun keputusan itu membuat dirinya harus kehilangan jabatan di lembaga antariksa tersebut.
"NASA tidak senang dengan keputusan saya. Mereka menganggap saya sebagai penghianat dan ancaman. Mereka juga menyembunyikan fakta-fakta ilmiah yang saya temukan dari dunia," tuturnya.
Menurut Carner, mereka tidak mau orang-orang tahu tentang keajaiban malam Lailatul Qadar dan kebenaran Islam.
"Namun saya tidak menyesal, saya tidak peduli dengan jabatan atau kekayaan dunia. Saya hanya peduli dengan kebenaran dan keimanan. Saya ingin menyebarkan pesan Islam kepada orang-orang. Saya hanya ingin beribadah kepada Allah dan mengharapkan ridhanya."
"Saya kemudian tertarik untuk menjelajari lebih lanjut tentang Islam. Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang sesuai dengan akal dan ilmu. Saya juga menemukan bahwa Islam seperti keajaiban," timpalnya lagi. (*)