Prof. Soemitro Ungkap Permintaan Pak Harto, Menjelang Hari Pernikahan Prabowo dengan Titiek

Prof. Soemitro Ungkap Permintaan Pak Harto, Menjelang Hari Pernikahan Prabowo dengan Titiek

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Prof. Soemitro Ungkap Permintaan Pak Harto, Menjelang Hari Pernikahan Prabowo dengan Titiek


GELORA.CO - Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto merupakan pasangan yang sampai saat ini masih menyita perhatian warganet seIndonesia.

Pada tahun 1983 keduanya melangsungkan pernikahan dan sayangnya di tahun 1998 pernikahan mereka harus selesai.

Dari pernikahan Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ragowo Hedi Prasetyo atau kini yang terkenal dengan nama Didit Prabowo.

Didit lahir di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1984, tumbuh besar di Boston, Amerika Serikat, lalu kemudian pindah ke Paris, Prancis.

Di balik pernikahan mereka, ada kisah yang menarik untuk diketahui. Dikutip Hops.ID dari laman Instagram @karnalifaisal, dalam memoar yang berjudul Sumitro Djojohadikusumo: Jejak Perlawanan Begawan pejuang, ayahanda Prabowo, Prof. Sumitro Djojohadikusumo menceritakan permintaan pak Soeharto (ayahanda Titiek Soeharto) agar dirinya menasihati Prabowo dan Titiek Soeharto untuk lebih memahami budaya dan adat Jawa.

Prof. Sumitro Djojohadikusumo memahami kecemasan Pak Soeharto, mengingat sang mempelai pria dianggap perwira namun tidak mengerti adat Jawa.

Hal ini menjadi pemakluman Pak Soeharto lantaran Prabowo Subianto diketahui dibesarkan di Luar Negeri yang secara budaya dan adat istiadat banyak berbeda dengan kultur Jawa.

Setelah menjadi menantu Pak Soeharto, Prabowo Subianto pun mengakui ciri khas mertuanya yang sangat memahami filsafat Jawa dan sejarah Nusantara.

Prabowo menyimpulkan kepemimpinan Pak Soeharto secara luas diartikulasikan dengan ajaran kuno dan filsafat Jawa.

Prabowo Subianto akhirnya juga belajar dari filosofi yang paling sering diajarkan Pak Soeharto yaitu Ojo dumeh, Ojo lali, Ojo Ngoyo, Ojo adigang, adigung, adiguna. Selain itu, ojo kagetan, ojo gumunan dan sing becik ketitik sing olo ketoro.

Prabowo Subianto berkesimpulan, ajaran-ajaran luhur itu bukan sekedar slogan. Bagi banyak orang, ini menjadi pedoman hidup yang akhirnya membawa kesuksesan dan pedoman untuk hidup bahagia.

Pak Soeharto adalah salah satu tokoh dengan bakat spiritual tinggi, beliau juga dikenal ahli laku tirakat (usaha yang dilakukan seorang muslim dengan amalan tertentu untuk menuju ke jalan Allah SWT).

Sebelum menjadi Presiden, Pak Soeharto dikenal rajin puasa Senin-Kamis juga puasa weton Jawa. Hal inilah yang menyebabkan Pak Soeharto sangat menjunjung tinggi adat dan budaya Jawa.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita