GELORA.CO - Gus Samsudin pembuat konten ajaran sesat tukar pasangan dikenal penuh kontroversi. Terakhir, dia menggemparkan publik lewat potongan konten video sesat yang mengatakan jemaah boleh bertukar pasangan asal saling menyukai.
"Di sini kita bebas. Selama saling setuju, silakan saja. Jika Anda merasa senang dengan pasangan lain, itu sah-sah saja," kata salah satu pemimpin pengajian dalam video tersebut.
Namun, usai diusut oleh pihak berwajib, polisi menyebut Gus Samsudin membuat video itu hanya untuk menaikkan jumlah subscriber-nya. Kini, Gus Samsudin pun ditetapkan sebagai tersangka.
Sebelum video kontroversi tersebut viral, ternyata Gus Samsudin pernah viral lewat pernyataannya yang mengklaim kalau dia mendapatkan gelar dari Keraton Solo.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Gus Samsudin tampak menerima gelar tersebut dari Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta.
Sebagai pemimpin Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Gus Samsudin disebut-sebut naik pangkat dari Raden Tumenggung Samsudin Condrodipo menjadi Kanjeng Raden Tumenggung Samsudin Condronegoro.
Yang menjadi kontroversi adalah acara ini tidak diadakan dalam konteks resmi Keraton. Usut punya usut, pemberian gelar tersebut tidak sah karena dilakukan tanpa izin resmi dari Raja yang biasanya disertai dengan surat kekancingan yang ditandatangani oleh Paku Buwono XIII.
Terkait hal ini, Gus Samsudin memberikan klarifikasi. Dia mengaku menerima gelar tersebut langsung dari Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.
Selain itu, seorang wanita bernama Suwarti (59) ditemukan tewas di kamar mandi Pondok Nuswantoro Kademangan yang dimiliki Gus Samsudin.
Mulanya, Suwarti memberi tahu keluarganya kalau dia akan pergi berobat ke Pondok Nuswantoro Kademangan yang dikelola oleh Gus Samsudin pada Sabtu (9/12/2023) lalu. Namun, korban tidak kunjung kembali ke rumah. Hingga pada Senin (11/12/2023), keluarga dan polisi mencari Suwarti ke pondok tersebut.
Mereka pun menemukan sebuah bilik kamar mandi yang terkunci dari dalam. Petugas membuka pintu kamar mandi itu dan menemukan Suwarti sudah meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Blitar sudah meminta penjelasan dari Gus Samsudin terkait kejadian yang menimpa Suwarti.
Sebelum tutup usia, Suwarti mengeluh pusing dan kesulitan bernapas. Namun, Gus Samsudin mengatakan dia tidak memberikan obat, pijatan atau terapi kepada Suwarti.
Gus Samsudin mengatakan dia hanya memberikan nasihat dan dukungan motivasi kepada korban termasuk dorongan untuk kembali sehat dan menjaga kedisiplinan dalam salat
Sumber: tvOne