Kegagalan Wilders lantaran dirinya tidak mendapat dukungan dari seluruh spektrum parpol di Belanda.
“Saya hanya bisa menjadi Perdana Menteri jika koalisi mendukung. Bukan itu masalahnya,” kata Wilders seperti dikutip dari AFP.
“Kecintaan untuk negara dan pemilih saya lebih penting dari jabatan pribadi,” sambung Wilders.
Pengumuman Wilders disampaikan jelang hasil perundingan parpol di Belanda, demi membentuk pemerintahan baru, disampaikan ke publik.
Pengawas perundingan Kim Putter mengakui bahwa negosiasi berlangsung intens. Akan tetapi pihak-pihak terlibat perundingan sepakat untuk langkah selanjutnya dalam pembentukan pemerintahan.
Wilders mengejutkan Belanda dan Eropa setelah kemenangannya pada pemilu November 2023 lalu. Tetapi kemenangan Wilders tak membuat dirinya otomatis menjadi PM.
Tidak seperti Inggris, Prancis dan AS, sistem politik Belanda sangat beragam. Itu membuat tidak ada partai yang punya kekuatan sendiri untuk membentuk pemerintahan.
Sepanjang karier politiknya Wilders dikenal luas atas sikap anti-Islam. Wilders pernah menista Nabi Muhammad SAW. Ia juga pernah menyatakan ingin melarang masjid dan peredaran Al-Quran di Belanda.
Sumber: kumparan