Politikus yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan seharusnya hujan mulai turun di bulan September hingga Desember, namun nyatanya intensitas hujan justru terjadi di bulan Januari dan Februari.
"Kita tanamnya geser, kan mestinya September, Oktober, November, Desember sudah hujan, nah hujannya kan baru," ujar dia saat sidak Pasar Rakyat Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Sementara, menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini jika jadwal hujan tidak bergeser maka diperkirakan sudah panen raya pada bulan Januari atau Februari.
"Jadi kalau kita tanamnya bukan geser waktu, pindah, biasanya Agustus September tanam sekarang udah panen. Ini baru menanam artinya panen paling cepat Maret, April, Mei, Juni," jelasnya.
Selain itu, yang juga menjadi faktor terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan daya beli yang tinggi sementara pasokan rendah.
"Beras lokal harganya naik karena apa? Biasa suplai kurang. Kalau suplainya kurang dan belinya nggak kurang udah pasti harga naik," tandas dia.
Diberitakan sebelumnya, Belakangan ini harga beras semakin membuat masyarakat tercekik usai kenaikan signifikan dengan harga pasar kisaran Rp18.000/kg untuk kategori premium dan Rp16.000/kg untuk kategori medium.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengungkap lonjakan harga beras di pasaran dalam kurun waktu belakangan ini.
Menurutnya adanya depresiasi berupa disparitas antara produksi dan konsumsi beras nasional terus mengalami defisit dalam 8 bulan terakhir.
Menurutnya adanya kenaikan indeks harga beras dunia yang tercatat sebagai angka tertinggi dalam kurun 4 tahun terkahir yang didapat dalam laporan FAO (The Food and Agriculture Organization).
Dalam laporan terbaru FAO menyebutkan pada Januari tahun ini mencapai 142,8 poin sehingga indeks ini mengalami kenaikan 13 persen dibandingkan nilai tahun sebelumnya dan merupakan angka tertinggi selama 4 tahun terakhir.
Sementara indeks harga beras dunia tertinggi selama 2023 tercatat di Oktober 2023 dengan poin 142,4 poin.
Sumber: tvone