Gus Dur dikenang sebagai sosok pejuang inklusi (keterbukaan) dan kesetaraan. Contohnya, pada zaman pemerintahannya, etnis Tionghoa bisa secara terbuka merayakan Imlek, setelah laman terbelenggu dengan berbagai pembatasan.
Karena pemikirannya yang terbuka itu, Gus Dur nyaris tak punya musuh. Semuanya dianggapnya kawan.
Pernah satu ketika, dalam wawancara dengan Andy F Noya, Gus Dur menyatakan satu-satunya yang pantas atau 'berpotensi' menjadi musuhnya adalah Presiden ke-2, Soeharto. Itupun, kata Gus Dur, beliau tetap ke rumahnya tiap kali lebaran.
Begitulah sosok Gus Dur, dengan pemikirannya yang terbuka dan bagi sebagian orang, aneh. Namun, bagi kalangan NU sendiri, Gus Dur adalah sosok waliyullah dengan atribut karomah yang melekat padanya.
Salah satu yang baru-baru ini populer adalah nubuat Gus Dur bahwa Prabowo Subianto akan jadi presiden di usia tua.
Belakangan, ramalan Gus Dur ini kembali ramai usai Prabowo-Gibran unggul dalam hitung cepat (quick count) Pilpres 2024. Ucapan Gus Dur itu tampak nyata.
Benarkah Gus Dur pernah meramal demikian, dari mana cerita itu berasal?
Cerita Nusron
Pada akhir Oktober 2024, ramalan Gus Dur bahwa Prabowo akan jadi presiden di usia senja ini disinggung oleh Nusron Wahid, mantan Ketum Ansor yang kini juga Ketua PBNU nonaktif, Nusron Wahid.
Kala itu, Nusron mengaku optimistis pemenang Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Nusron menyinggung ‘ramalan’ Gus Dur bahwa Prabowo akan menjadi presiden di masa tua.
"Insya Allah Prabowo yang jadi presiden di hari tua, sebagaimana pernah disampaikan almarhum Gus Dur," kata dia, melansir merdeka.com.
Nusron mengatakan, banyak saksi yang mendengar ‘ramalan’ Gus Dur Prabowo menjadi presiden di masa tua. Bahkan, berbagai media massa sudah mempublikasikan pernyataan tersebut.
Sosok Ikhlas
Nusron juga menyinggung penilaian Gus Dur bahwa Prabowo sosok paling ikhlas kepada rakyat Indonesia.
"Itu saja sudah cukup menunjukkan apresiasi Gus Dur kepada Prabowo atas jasa-jasa dan apa yang telah dia berikan kepada bangsa ini tanpa rasa pamrih," katanya.
Nusron juga menyinggung penilaian Gus Dur bahwa Prabowo sosok paling ikhlas kepada rakyat Indonesia.
"Itu saja sudah cukup menunjukkan apresiasi Gus Dur kepada Prabowo atas jasa-jasa dan apa yang telah dia berikan kepada bangsa ini tanpa rasa pamrih," katanya.
Kesaksian Sepupu Gus Dur
Pembenaran bahwa Gus Dur pernah meramalkan Prabowo menjadi presiden di usia tua juga dibenarkan oleh sepupu Gus Dur, Irfan Yusuf, yang kini menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Melansir CNN Indonesia, Irfan Yusuf menceritakan isi percakapan dengan sepupunya, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur soal 'ramalan' Prabowo Subianto jadi presiden di usia tua.
Gus Irfan menyampaikan pengalamannya ketika berbincang dengan Gus Dur sebelum wafat pada 2009 lalu. Obrolan antara dua sepupu itu ketika sedang berziarah ke makam leluhur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur.
"Biasanya setelah ziarah mampir dulu ke ndalem kasepuhan Pondok Tebuireng. Itu lah kami kadang-kadang ngobrol ngalor ngidul-ngalor ngidul," kata Irfan.
Prabowo Subianto pun jadi bahan perbincangan Gus Dur dan Gus Irfan. Saat itu, Gus Dur berpendapat Prabowo bakal jadi presiden suatu hari nanti di usia senja.
"Dia mengatakan, 'Pak Prabowo nanti jadi presiden nek wes tuwek," ujar Gus Irfan menirukan Gus Dur, seperti ditulis CNN, dikutip Sabtu (17/2/2024).
Tak hanya sekali, Gus Irfan menyebut bahwa Gus Dur menyampaikan 'ramalan' itu di berbagai forum diskusi kepada orang yang berbeda di setiap pertemuan.
Prabowo dari Pilpres ke Pilpres
Mengutip laman yang sama, Prabowo bukan orang baru dalam kancah politik nasional. Pada 2004, Prabowo ikut konvensi calon presiden dari Partai Golkar. Ia bersaing dengan kader Golkar lainnya, Akbar Tandjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, hingga Surya Paloh.
Namun, Prabowo harus menelan kekalahan pada putaran pertama. Wiranto tampil jadi pemenang konvensi.
Tak menyerah, Prabowo hengkang dari Golkar dan mendirikan Partai Gerindra pada 2008. Gerindra yang baru satu tahun berdiri berhasil ikut Pemilu 2009.
Prabowo pun dipinang menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri pada Pilpres 2009. Namun, mereka kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Setelah kalah, Prabowo maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Prabowo menggandeng Hatta Rajasa. Namun, mereka kalah dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pada 2019, Prabowo kembali maju dengan pasangannya Sandiaga Uno. Namun, lagi-lagi Prabowo-Sandi dikalahkan oleh Jokowi-Makruf Amin.
Baru pada Pilpres 2024, Prabowo unggul di Pilpres, setidaknya versi quick count dengan hasil resmi masih menunggu penghitungan KPU.
Sumber: liputan6