Hal itu disampaikan capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat berdiskusi dengan mahasiswa di Universitas Bina Bangsa, Serang, Banten, Kamis (21/12). Namun sayangnya Anies tidak menyebut pasti siapa pemimpin yang emosinya tidak stabil.
Menurut Anies, seorang pemimpin tidak hanya harus memiliki kesantunan. Terpenting, pemimpin harus bisa mengontrol emosi.
"Pemimpin itu bukan dibutuhkan kesantunannya, pemimpin itu dibutuhkan stabilitas (emosi)," kata Anies.
Jagoan Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu melanjutkan, emosi yang stabil sesungguhnya mencerminkan kesantunan. Namun, sikap santun belum tentu menunjukkan emosi yang stabil.
Anies mencontohkan, ketika pergi ke toko atau naik pesawat, maka pelayan dan pramugari sudah pasti akan bersikap santun. Namun hal tersebut hanyalah tampilan luar.
"Sopan ini tampilan luar, tapi yang dibutuhkan bukan tampilan luarnya yang dibutuhkan adalah stabilitas emosi," kata Capres yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Anies mengaku bersyukur mampu mengendalikan emosinya ketika berada di situasi tidak nyaman. Dia bercerita, kemampuan mengontrol emosi ini didapat berkat pengalaman di organisasi.
"Saya bersyukur ikut organisasi kemahasiswaan, berprestasi sejak SMA, SMP dan itu semua memberikan bekal karena kita ketemu dengan situasi yang nyaman, tidak nyaman, terus gonta-ganti," tandas Anies.
Sumber: rmol