GELORA.CO - Bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo mengalami kecelakaan kecil. Kepalanya terbentur lonceng besi.
Peristiwa itu terjadi saat Ganjar berkunjung ke Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta, Selasa 8 Agustus 2023.
Dalam video yang beredar, Ganjar terlihat sedang berbincang dengan pengelola panti sambil berjalan. Mereka menuju ke sebuah ruangan yang melewati lonceng.
Karena keasyikan mengobrol, gubernur Jawa Tengah itu tidak menyadari bahaya di depannya. Staf juga tidak memperkirakan kecelakaan itu akan terjadi.
Pengelola panti yang seorang wanita juga keasyikan menjawab pertanyaan Ganjar. Mereka mengobrol dengan saling menatap sehingga hanya sesekali melihat ke depan.
Tiba-tiba, “Tiingngng…” Kepala Ganjar terbentur lonceng besi berukuran besar sampai berbunyi.
Melihat kejadian itu, pengelola panti langsung panik. Ganjar yang kesakitan terlihat memegangi kepalanya dan sempat menoleh melihat benda yang membentur kepalanya.
Setelahnya Ganjar melanjutkan peninjauan ke beberapa ruangan panti.
Ketika Ganjar Pranowo Mengunjungi Panti Sosial…
— 𝐑𝐞𝐳𝐢𝐦𝐇𝐲𝐛𝐫𝐢𝐝 (@Hudakeyy) August 12, 2023
Tiba” LONCENG pun Mengingatkan GP Mau Ketawa Takut Dosa🙈🙈🙈
Kira-kira Pertanda Apa Sampe Besipun Harus Mengingatkannya!!! pic.twitter.com/i5VIDiwYBI
Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta adalah panti sosial yang dihuni orang dari beragam latar belakang sosial seperti penyandang disabilitas, mantan pekerja seks komersial (PSK), dan lain-lain.
Dalam kunjungan itu, Ganjar mendapatkan cerita dari beberapa penghuni termasuk mantan PSK yang ingin kehidupannya berubah lebih baik di masa depan.
“Jadi saya mendapatkan informasi ada banyak yang harus dilayani. Tadi ada yang, mohon maaf, ditemukannya di jalan, terus tadi saya tanya ada yang kerja di belakang terminal. Kerjanya apa, kupu-kupu malam bahasanya mereka,” kata Ganjar.
Penghuni panti pertama yang ditemui Ganjar bercerita, sebelum dibawa ke panti ia bekerja sebagai PSK sejak usia 13 atau 14 tahun. Selama menjalani pekerjaan haram tersebut, dia sempat hamil dan terpaksa dijodohkan dengan seseorang yang bukan pilihannya.
Penghuni lainnya bercerita, pernah bekerja di daerah Kalibanteng, Kota Semarang. Kemudian dia dibawa oleh dinas sosial (Dinsos) ke panti tersebut, untuk diberikan penanganan dan pelatihan.
“Setelah diasesmen oleh kawan-kawan Dinsos, ternyata mereka itu punya beban keluarga yang berat. Ini perempuan semuanya. Perempuan menjadi korban, suaminya pergi, mohon maaf. Ia punya anak, anaknya nggak ada yang memelihara.”
“Ternyata setegar-tegar ia ketika bekerja yang disebut sebagai kupu-kupu malam, ketika ditanya punya anak tidak, pasti tersentuh dan menangis,” ujar Ganjar.
Selama tinggal di panti sosial, para penghuni diberi rehabilitasi dan pelatihan. Ganjar berharap, dengan rehabilitasi dan pelatihan yang diberikan, para penghuni akan memiliki masa depan lebih baik.
Artinya, mereka tidak lagi kembali ke dunianya yang dulu. Maka dari itu, pendampingan terhadap mereka menjadi sangat penting.“Ketika mereka kita rehab di sini, kita ajari, dengan suatu harapan mereka nanti akan kembali (hidup normal) dan kita bantu. Kita dampingi agar mereka punya usaha sendiri, agar tidak kembali pada pekerjaan semula,” katanya. (*)
Sumber: herald