Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo dengan Jokowi Merupakan Upaya Mengeliminasi Anies Baswedan

Pengamat Sebut Pertemuan Prabowo dengan Jokowi Merupakan Upaya Mengeliminasi Anies Baswedan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS) Anthony Leong mengatakan pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Istana Bogor beberapa hari lalu berhubungan dengan langkah Jokowi mengeliminasi Anies Baswedan sebagai calon presiden. Menurut dia, Presiden ingin memastikan bahwa kandidat yang bersaing pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan sosok-sosok yang dia dukung.  

Jokowi disebut Anthony lebih memantapkan pilihan ke dua sosok, yakni Prabowo dan Ganjar Pranowo. Tujuannya, kata dia, untuk menyingkirkan Anies di putaran kedua.

“Skenario kedua adalah untuk menduetkan kandidat ini entah Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar, ini masih terus dijalin komunikasi politiknya," kata Anthony dalam keterangannya, Jumat, 26 Mei 2023.

Sinyal Jokowi tak dukung Anies Baswedan

Presiden Jokowi memang kerap memberikan sinyal tak mendukung Anies Baswedan. Misalnya, presiden tak mengundang Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dalam pertemuan dengan para pimpinan partai koalisi di Istana Negara beberapa waktu lalu.

NasDem tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiganya telah secara resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies. 

Jokowi pun secara terang-terangan menyebutkan alasannya tidak mengundang Surya Paloh karena Partai NasDem sudah memiliki koalisi lain.

"Kita bicara apa adanya ya," kata Jokowi usai mengunjungi Mal Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Mei 2023. "Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masa yang di sini (NasDem) tahu strateginya, dalam politik itu wajar-wajar saja, biasa."

Dari tiga anggota Koalisi Perubahan, NasDem merupakan satu-satunya partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan saat ini. 

Sinyal Jokowi beri dukungan untuk Prabowo dan Ganjar

Sebaliknya, Presiden Jokowi kerap memberikan sinyal dukungan kepada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Yang terakhir adalah ketika dia berbicara di depan ribuan relawan pada 14 Mei lalu.

Saat itu Jokowi menyatakan kriteria pemimpin yang harus dipilih adalah yang pemberani. Hal itu dianggap sebagai dukungan presiden kepada Prabowo yang memiliki latar belakang militer. Hasil Musryawarah Rakyat (Musra) relawan Jokowi pun menempatkan Prabowo dan Ganjar sebagai dua capres dengan tingkat keterpilihan tertinggi. 

Prabowo di Atas Angin

Menurut Anthony, kini Prabowo sedang berada di atas angin. Ketua Umum Gerindra itu disebut Anthony berpeluang besar mengkonsolidasikan partai lainnya karena sejumlah lembaga survei menempatkan Prabowo di peringkat atas.

"Angin dan momentum politik kini ada di Prabowo Subianto. Kita lihat beberapa dinamika ke depan dan bagaimana cawapresnya juga jadi salah satu faktor kemenangan,” kata dia.

Anthony menyebut sosok cawapres bagi Prabowo ini perlu memberikan efek elektoral. Ia menyebut Menteri BUMN Erick Thohir adalah sosok yang punya prestasi dan bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo.

Kandidat cawapres lainnya, kata dia, adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto serta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Gerindra dan PKB merupakan mitra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Selain itu, Anthony menyebut Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka juga bisa jadi opsi cawapres Prabowo. Sebelumnya, Gibran dan Prabowo bersua di Kota Solo pada 19 Mei 2023 lalu dan diakhiri dengan pendeklarasian Prabowo sebagai capres oleh relawan Jokowi-Gibran.

“Tentunya Gibran juga menjadi salah hal yang menggemparkan bila bisa terjadi. Tapi tersandung umur jika merujuk Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu minimal 40 tahun," kata dia.

Elektabilitas Prabowo salip Ganjar Pranowo

Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyalip elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam survei Litbang Kompas yang digelar pada pada 29 April-10 Mei 2023. Dalam survei itu, Prabowo unggul dengan elektabilitas 24,5 persen, lalu Ganjar 22,8 persen, dan Anies Baswedan yang semakin tertinggal jauh dengan elektabilitas hanya 13,6 persen. 

Elektabilitas Prabowo ini meningkat hingga 6,4 persen dibanding survei Januari 2023 yang berada di angka 18,1 persen. Sementara Ganjar mengalami penurunan elektabilitas sebesar 2,5 persen dari 25,3 persen pada Januari 2023. Lalu untuk perolehan suara Anies nyaris tak berubah dari hasil survei sebelumnya sebesar 13,1 persen atau hanya naik 0,5 persen. 

Meningkatnya elektabilitas Prabowo hingga bisa menyalip Ganjar ini merupakan yang pertama kalinya. Pada survei Oktober 2022, elektabilitas Prabowo masih di bawah Ganjar. 

Selain Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, juga menyebut elektabilitas Prabowo Subianto saat ini berada di atas Ganjar. Dalam survei terbaru LSI yang dilaksanakan pada 3-14 Mei 2023, elektabilitas Prabowo menyentuh angka 33,9 persen, Ganjar 31,9 persen, dan Anies Baswedan 20,8 persen. Sisanya, 13,4 persen, tidak menjawab.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita