Cak Imin Keceplosan Bongkar KIB Sudah Retak, Ungkap Kronologi Golkar Dekati Prabowo

Cak Imin Keceplosan Bongkar KIB Sudah Retak, Ungkap Kronologi Golkar Dekati Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Muhaimin Iskandar keceplosan bocorkan keretakan di KIB.

Termasuk soal kronologi Golkar dekati Prabowo Subianto juga diungkap oleh Muhaimin Iskandar.

Semuanya disampaikannya secara terang-terangan.

Dilansir dari Tribunnews, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut retaknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) membuat pembicaraan capres dan cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) belum selesai.

"Andai saja KIB tidak pecah, tidak pisah. Kita mungkin sudah selesai (pembicaraan capres-cawapres Gerindra-PKB). Tapi ini kan peluang karena Golkar tidak ada KIB peluang untuk mengajak (terbuka)," kata Cak Imin di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (22/5/2023).

Seperti diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB saat ini pecah setelah PPP memilih mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Sementara dua anggota KIB lainnya yakni Golkar dan PAN belum menentukan sikap.

Sementara KIR atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya saat ini terdiri dari dua partai politik yakni PKB dan Gerindra.

Cak Imin mengungkapkan ada peluang Golkar bisa diajak bergabung koalisi Gerindra-PKB.

"Ada peluang Golkar bisa diajak, kalau Golkar menutup diri tentu kita berhenti di situ (Pembicaraan capres-cawapres KIR). Karena kita realistis semakin banyak semakin bagus," jelasnya.

Cak Imin juga mengungkapkan awal mula Partai Golkar berinisiatif bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Tapi kira-kira ada inisatif dari Golkar untuk bergabung ke KIR. Inisiatif itu diawali pertemuan Pak Prabowo dengan Airlangga Hartarto," kata Cak Imin.

Kira-kira peluang Airlangga Hartarto menjadi cawapresnya Prabowo ada nggak.

Itu pertanyaan pertama, kata Cak Imin.

"Dijawablah oleh Pak Prabowo kalau mau jadi cawapres saya. Tentu penentunya adalah PKB. Ngomong sama sana. Kira-kira awalnya dari situ," sambungnya.

Kemudian Cak Imin bercerita pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Ngomonglah saya dengan Pak Airlangga berdiskusi. Kesepakatannya ada dua hal. Alangkah indahnya kalau kita menjadi pilar dengan siapapun misalnya Gerindra, PKB, Golkar. Artinya ada kesamaan untuk bersama," lanjutnya.

Yang kedua, kata Cak Imin, ada tidak izin dari PKB kalau Airlangga berpasangan dengan Prabowo.

"Saya bilang opsi itu boleh saja muncul, toh keputusan kita masih panjang. Tapi masuk dulu saya bilang, nanti kalau sudah di KIR kita duduk satu meja," jelasnya.

Mana yang paling mungkin, kata Cak Imin, yang penting tiga pilar koalisi ini yang menentukan ke depan.

"Kira-kira begitu diskusinya," ujarnya.

"Pada diskusi tiga pilar ini, banyak opsi untuk cawapres menjadi sama-sama berpeluang, antara Airlangga atau saya," sambungnya.

Menurut Cak Imin dirinya membuka diskusi agar Partai Golkar bisa bergabung dahulu ke KIR.

"Saya lebih membuka diskusi yang penting gabung dulu. Saya tidak bilang harga mati (Jadi cawapres Prabowo). Siapa tahu surveinya lebih bagus Airlangga dibandingkan saya atau sebaliknya. Itukan opsi yang akan kita lihat sampai bulan Agustus kira-kira," tegasnya.

Meskipun saat ini kata Cak Imin prinsip PKB di KIR, harus salah satu capres atau cawapres.

"Itu Pak Airlangga pahami dari situ menjadi sangat intens dan terbuka opsi-opsi kebersamaan dengan tiga pilar ini," tutupnya.

Sementara itu koalisi antara PPP dengan PDI Perjuangan tampak semaki solid.

Hal itu terlihat baru-baru ini.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menerima kunjungan resmi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).

Kunjungan partai berlambang kabah ini ke markas besar PDIP bertujuan untuk bertukar pikiran dan berkerjasama guna memenangkan Pemilu 2024.

PDIP dan PPP memutuskan langkah pemenangan bersama dalam mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai bakal calon presiden Pemilu 2024.

Plt Ketum PPP, Muhammad Mardiono mengatakan bahwa landasan kerjasama politik antara PDIP dan PPP adalah berdasarkan kerjasama politik presidensial.

“Kami akan menindaklanjui ini semua dalam rangka untuk menyukseskan Ganjar Pranowo sebagai Presiden,” kata Mardiono.

Selain itu, lanjutnya, dalam pertemuan kali ini, kembali PPP menitipkan politik Amar Ma’ruf Nahi Munkar kepada Ganjar Pranowo agar dapat diimplementasikan dalam tataran politik negara di masa mendatang melalui prinsip politik religius.

“Kami juga meminta kepada Pak Ganjar Pranowo agar melanjutkan estafet kepemimpinan dalam melanjutkan pembangunan kita, kita tidak boleh stuck namun harus maju terus ke depan,” kata Plt Ketua Umum PPP ini.

Sedangkan terkait Cawapres, PDIP dan PPP satu suara mengatakan bahwa pembicaraan saat ini belum sampai di tahapan tersebut.

Namun, PPP akan melakukan tugasnya untuk mengajak KIB bergabung mengusung Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024 mendatang.

“Dari hasil keputusan Rapimnas V di Yogyakarta, saya menyampaikan hasil itu ke KIB dan semua sudah memahami itu, dan KIB tidak menyatakan bubar, justru saya mengajak KIB untuk mengajak pilihannya agar sama dengan PPP,” tutur Mardiono.

Sementara itu, Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa perpolitikan itu bukan hal statis.

Sehingga terkait sosok cawapres, PDIP masih akan menunggu.

“Ditanya sekarang siapa (Cawapres), saya sudah bilang sama pak Mardiono agar tunggu dulu karena ini akan banyak yang antri,” ungkap Megawati.

Dalam pertemuan ini, PDIP mengangkat tema "Kerja Sama Partai Politik" PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan dalam rangka menghadapi Pemilu 2024.

Hal ini merupakan upaya tindak lanjut setelah PPP memutuskan untuk turut mengusung Ganjar Pranowo menjadi Capres pada Pemilu 2024.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita