Uang Masyarakat Rp690 T Ngendap di Bank, Jokowi Sebut Tak Boleh; Warga Harus Belanja Sebanyak-banyaknya

Uang Masyarakat Rp690 T Ngendap di Bank, Jokowi Sebut Tak Boleh; Warga Harus Belanja Sebanyak-banyaknya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong perputaran ekonomi pasca pandemi, salah satunya dengan menggerakkan belanja masyarakat. Namun, dia mendapati data, tabungan masyarakat di perbankan pada 2022 naik menjadi Rp 690 triliun.

"Rp 690 triliun dana masyarakat ditahan dan tidak dibelanjakan artinya masyarakat ngerem tidak ingin belanja. Tidak ingin datang ke restoran, tidak ingin datang ke mal, tidak ingin datang ke toko. Belanja tidak, lebih baik disimpan di bank, ini tidak boleh," serunya dalam pembukaan Rakernas APPSI, Kamis (23/2).

"Kita harus mendorong masyarakat agar belanja itu bisa sebanyak-banyaknya untuk men-triger pertumbuhan ekonomi kita," pinta Jokowi.

RI 1 juga mengaku terus berupaya agar masyarakat mau menghamburkan uangnya demi perputaran roda ekonomi. Untuk itu, dia telah meminta bantuan pemerintah daerah dan aparat terkait kelancaran event seni dan olahraga.

"Sehingga kemarin saya sudah titip ke Kapolri, dan sekarang saya ketemu gubernur, wakil gubernur dan sekda untuk izin-izin masalah ini jangan ada yang dihambat. Karena menyangkut belanja masyarakat yang ditahan Rp 690 triliun tadi, biar itu keluar," ungkapnya.

"Enggak apa-apa digunakan untuk nonton konser, nonton sepakbola. Biarkan spending masyarakat, entah makan di warung, PKL, belanja kaos atau event olahraga," ujar Jokowi.

Juga berkaitan dengan perkembangan destinasi pariwisata di daerah, Jokowi tak ingin itu terhambat, lantaran hal tersebut turut bersangkutan dengan belanja atau konsumsi masyarakat/rumah tangga.

"Hati-hati mengenai ini. Kelihatanya sepele, tapi jangan sampai Rp 690 triliun itu tetap ngendon, ditabung di bank. Ndak, itu enggak baik untuk pertumbuhan ekonomi," tegas Jokowi.

Sumber: merdeka
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita