NYELEKIT! Benarkah Gara-Gara Harun Masiku? Begini Sindiran Demokrat ke Anak Buah Megawati Soal Sistem Pemilu

NYELEKIT! Benarkah Gara-Gara Harun Masiku? Begini Sindiran Demokrat ke Anak Buah Megawati Soal Sistem Pemilu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Jelang pemilihan umum (pemilu) 2024, elite Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saling sindir soal sistem pemilu terbuka dan tertutup.

Bahkan satu di antara elit kedua partai saling sindiri soal sosok Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga tersangka Harun Masiku yang hingga saat ini belum bisa ditangkap.

Sindiran Hasto

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto awalnya menanggapi pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).  


Dikatakan Hasto, Presiden ke-6 RI itu diminta mengingat kembali jika di eranya yakni pada 2008, juga pernah mengubah sistem Pemilu dari tertutup menjadi terbuka. 

Dalam pandangan orang dekat Megawati ini, apa yang dilakukan rezim SBY hanya untuk mendongkrak kemenangan Partai Demokrat.


Dibalas Wasekjen Demokrat


Rupanya apa yang dikatakan Hasto langsung direspon Wakil Sekretaris Jendetal Partai Demokrat, Irwan Fecho.

Anak buah AHY ini membalas sindiran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perihal sistem Pemilu proporsional terbuka dan tertutup.


Irwan mengatakan jika Hasto dinilai ngotot ingin mengubah sistem Pemilu kembali menjadi proporsional tertutup.

"Saya curiga Hasto ngebet sekali dorong proporsional tertutup karena dia sangat trauma dengan kasus Harun Masiku," kata kata Irwan dalam keterangannya seperti dikutip dari suara.com pada Senin (20/2/2023).

"Dia bahkan nggak bisa bedakan mana kehendak rakyat, mana kehendak elite. Pesan Pak SBY jelas sekali, tanya dulu kehendak rakyat!" katanya. 


Kemudian Irwan menegaskan kembali terkait apa alasan kuat untuk mengubah sistem Pemilu saat ini.

"Itu yang ditanyakan Pak SBY. Harusnya fokus jawab itu." 

"Bukan justru membandingkan perubahan sistem Pemilu di 2008." 

"Perubahan sistem Pemilu di 2008 menjadi proporsional terbuka adalah murni kehendak rakyat, pekerjaan rumah pasca-reformasi yang belum diselesaikan pemimpin pemerintahan sebelumnya," beber Irwan.

Irwan menegaskan, sistem Pemilu dengan proporsional tertutup merupakan peninggalan Orde Baru atau Orba. Menjadi tidak relevan jika kemudian dibuat kembali.

"Sistem pemilu tertutup itu warisan Orba. Apakah Hasto mau kembali ke sistem Orba?" 

"Rakyat berhak memilih langsung wakilnya sesuai yang mereka inginkan dalam pemilihan langsung." 

"Rakyat bisa menagih langsung ke wakil rakyat yang mereka pilih dibanding wakil mereka yang dipilih oleh elite partai," kata Irwan.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita